Peluang
Jurnalisme data memberikan banyak peluang mulai dari pencarian berita, investigasi, hingga penyajian berita yang lebih kreatif interaktif. Salah satu contohnya adalah laporan berjudul "Do No Harm" yang dilakukan Las Vegas Sun.
Tahun 2010, Las Vegas Sun menelaah lebih dari 2,9 juta data billing rumah sakit. Dari proses itu, terkuak lebih dari 3.600 data cedera yang bisa dicegah, infeksi, serta kesalahan dalam proses operasi.
Dari data tersebut, Las Vegas Sun mengungkap fakta mencengangkan tentang kesalahan tindakan di rumah sakit. Ada lebih dari 300 kasus di mana pasien meninggal akibat kesalahan tindakan yang sebenarnya bisa dicegah.
Jurnalisme data bukan hanya berguna untuk peliputan sains dan teknologi, melainkan juga kasus kriminal maupun korupsi. Harian Argentina, La Nacion, membuat laporan tentang aset dan korupsi pejabat pemerintah.
La Nacion menelaah data penghasilan dan aset pejabat yang tersedia untuk publik, tetapi tidak mudah dipahami. Data penghasilan lebih dari 800 pejabat dikumpulkan sehingga memungkinkan untuk menganalisis bagaimana pejabat mengumpulkan aset dan membelanjakannya.
Sefie dalam paparannya mengungkapkan, "Data memungkinkan wartawan untuk membuat sebuah berita yang lebih baik." Modal berita bukan hanya kutipan narasumber, melainkan juga hasil analisis data yang kuat.
Kuncinya, kata Sefie, adalah ketelatenan dan kepekaan pada data. "Bagaimana kita bisa menemukan kecantikan dalam data yang jelek dengan mengorganisasi dan menganalisisnya," ungkapnya.
Tantangan
Tantangan utama jurnalisme data di banyak negara adalah kemungkinannya dilakukan di tengah transparansi data yang masih minim. Banyak data yang disimpan oleh lembaga pemerintah, tetapi tidak bisa diakses oleh publik dan wartawan dalam format yang bisa diolah.
Timothy James Dimacali, editor dari GMA News di Filipina, mengeluhkan, "Kami masih sulit mendapatkan data. Kalaupun bisa, yang kami dapatkan adalah file dalam format PDF sehingga tidak bisa dianalisis."
Tantangan lain berkaitan dengan bisnis media massa itu sendiri. Di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, bisnis media mengalami kemunduran sehingga diduga berdampak pada memburuknya kualitas berita.
Jurnalisme data bisa jadi tidak murah. Hirohisa Hanawa, produser News Department di NHK, mengungkapkan, "Untuk memulai jurnalisme data, investasi kami pertama kali sekitar 7 juta yen (hampir Rp 1 miliar)," katanya.
Saat ini, NHK menyajikan jurnalisme data sekali dalam sebulan. Laporan ditayangkan pada Sabtu pukul 21.00 waktu setempat yang menurut Hanawa tergolong sebagai prime time. Share acara itu 5 persen.
Bagi NHK, hal itu bisa dilakukan mengingat media tersebut mendapatkan uang dari pemirsanya. Namun, bagaimana dengan media yang mendapatkan uang dari iklan? Laporan berbiaya mahal dan ditayangkan pada prime time bisa dianggap "kerugian".