Indonesia juga perlu mengatur praktik penambangan batubara. Salah satunya dengan meminta mengendalikan emisi merkuri.
Perusahaan tambang batubara harus mengolah merkuri yang dihasilkan dengan mengubahnya menjadi padat dan menyimpannya (solidifikasi) atau mencampurkannya dengan polimer agar tak terlepas ke lingkungan.
Arif Fiyanto dari Greenpeace Indonesia mengungkapkan, potensi emisi merkuri dari batubara di masa depan sangat besar. Itu juga terkait dengan rencana pembanguann era Jokowi-JK.
"Jokowi-JK berencana menghasilkan 350.000 Megawatt listrik. Dari jumlah itu, 60 persen berasa; dari batubara. Emisi merkuri dari batubara akan besar. PLTU Batang yanga dibangun akan menjadi pengemisi merkuri terbesar," katanya.
Jumlah emisi merkuri baru sebagian dari dampak batubara. "Tambang batubara melepaskan emisi karbon 10,8 juta ton per tahun, setara Myanmar tahun 2009," imbuh Arif.
Bencana akibat merkuri pernah terjadi di Minamata, Jepang, akibat limbah industri pupuk. Dengan maraknya tambang emas liar, batubara, hingga pemakaian kosmetik tak aman, malapetaka yang sama bisa terjadi di Indonesia bila tak ada tindakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.