Singgasana tersebut terdiri dari dua batu berdiri, satu batu yang miring dan batu-batu lain yang ditata sebagai semacam alas. Bisa diibaratkan, formasi batu itu membentuk sofa bagi Prabu Siliwangi.
Meski demikian, belum diketahui apakah formasi batu itu memang singgasana raja itu.
Harry mengungkapkan, "kita masih harus meneliti apakah memang situs Gunung Padang sendiri berhubungan dengan Prabu Siliwangi."
Menurut Harry, kemungkinan relasi itu ada. Namun, Prabu Siwilangi sendiri mungkin ada setelah situs tersebut dibangun.
Lutfi mengungkapkan, banyak situs di Jawa Barat yang dihubungkan Prabu Siliwangi. "Ada pandangan bahwa situs Gunung Padang hancur karena Prabu Siliwangi marah sebab istananya belum selesai dibangun," katanya.
Selain lewat foto aerial, pembaca Kompas.com juga dapat menjelajahi situs Gunung Padang lewat foto 360 derajat berikut.
Situs Gunung padang, di luar soal ada tidaknya piramida, masih menyimpan banyak pertanyaan.
Salah satunya adalah pertanyaan mendasar, kapan situs itu dibangun? Apakah pada masa prasejarah seperti yang sempat dianggap sebelumnya.
Harry mengatakan, Gunung Padang dibangun pada masa sejarah, saat adanya kemunduran Hindu Buddha di Jawa Barat, sekitar abad ke 6 hingga 8 Masehi. "Saat Hindu Buddha mundur, kepercayaan terhadap leluhur berkembang lagi," ungkapnya.
Sementara itu, Lutfi mengatakan bahwa situs Gunung Padang mungkin dibangun pada masa awal sejarah atau akhir prasejarah di Indonesia. "Sekitar abad ke-2 hingga 5 Masehi," katanya.
Petunjuk datang dari gerabah Bumi yang sempat ditemukan di Gunung Padang.