Inikah Bulan Alien Pertama di Alam Semesta?

Kompas.com - 29/12/2013, 16:20 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com - Astronom telah lama menduga bahwa bulan alien alias bulan yang berada di luar Tata Surya juga ada. Namun, hingga saat ini, belum ada satu publikasi pun yang mengonfirmasi adanya bulan alien tersebut.

Satu publikasi penelitian kemudian muncul di arXiv 13 Desember 2013. Publikasi itu memuat temuan obyek yang mungkin bulan alien. Tim astronom yang dipimpin David Bennet dari University of Notre Dame di Indiana adalah penulis dari publikasi tersebut.

"Ini adalah kandidat bulan alien paling serius pertama dari penelitian-penelitian yang saya ketahui," kata David Kipping dari Harvard Smithsonian Center for Astrophysics yang tak terlibat studi.

Bennet menemukan kandidat bulan alien itu lewat pengamatan dengan teleskop di Selandia Baru dan Keck Observatory di Hawaii pada Juni 2011. Ia menggunakan metode pengamatan yang dikenal dengan gravitational microlensing.

Prinsip metode gravitational microlensing adalah, ketika suatu obyek melintasi muka suatu bintang, gravitasi obyek itu membiaskan cahaya bintang, memfokuskannya seperti lensa, dan membuat bintang lebih cerlang dari sudut pandang tertentu.

Biasanya, bila ada suatu planet, astronom akan melihat satu puncak penambahan kecerlangan cahaya. Namun, seperti diwartakan Nature, Minggu (23/12/2013), Bennet melihat dua puncak penambahan kecerlangan cahaya.

Adanya dua puncak penambahan kecerlangan membuat astronom menyimpulkan bahwa mereka telah menemukan dua obyek. Namun, jenis obyek yang ditemukan belum bisa dipastikan sebelum penelitian untuk mengonfirmasikan dilakukan.

Astronom punya dua hipotesis terkait obyek yang ditemukan. Hipotesis pertama, dua obyek itu berjarak dekat dengan Tata Surya, sekitar 1.800 tahun cahaya. Bila demikian, maka dua obyek itu bisa jadi adalah sebuah planet dan bulan.

Namun, bila dua obyek itu berjarak jauh dari Tata Surya, kemungkinan keduanya adalah bintang dan sebuah planet yang mengorbitnya. Bintang yang dimaksud bisa jadi merupakan bintang jenis katai coklat sementara planetnya punya massa yang tak jauh beda dengan Neptunus.

Bisa juga, 2 obyek itu adalah planet dan bulan alien massif yang "mengapung" di semesta. Riset telah mengungkap adanya planet yang tidak mengorbit bintang. Bulan serupa mungkin juga ada. Bisa jadi, dua obyek yang ditemukan ini tadinya mengorbit bintang tapi lalu terlempar keluar.

Terkait skenario terakhir, Bennet mengatakan, "Planet yang mengapung bebas di alam semesta dan bulan massif yang massanya setengah Bumi adalah sistem baru yang belum pernah dikenal dalam astronomi."

"Temuan seperti itu harus butuh bukti yang kuat. Jadi, model yang paling mungkin menurut kami akan hasil penelitian ini adalah bahwa dua obyek itu mungkin merupakan bintang bermassa rendah atau katai coklat dengan planet bermassa setara Neptunus," imbuhnya.

Bennet boleh pesimis dengan hasil studinya sendiri. Namun, Kipping yang tekun mempelajari kemungkinan adanya bulan alien di alam semesta mengatakan bahwa ada kemungkinan dua obyek yang ditemukan merupakan planet dan bulan alien.

Dari 3.500 kandidat planet alien yang ditemukan wahana Kepler, 300 diantaranya memiliki karakter orbit yang mampu memiliki bulan. Dari data tersebut, setidaknya 150 diantaranya bisa punya bulan.

Sayangnya, untuk membuktikan kebenaran adanya bulan alien cukup sulit. Tak ada cara untuk mengulang observasi. "Sepertinya memalukan karena kita mungkin tak akan pernah tahu jawabannya," kata Kipping.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau