Jika tak ada aral melintang, misi peluncuran ESA tersebut akan lepas landas dari Guyana-Perancis menggunakan roket Soyuz milik Rusia. Teleskop ruang angkasa ini akan pergi ke jarak 1,5 juta kilometer jauhnya dari Bumi.
Jauh di luar jangkauan atmosfer Bumi, Gaia akan mengorbit di sekitar matahari dan akan berputar secara perlahan, menangkap gambar obyek-obyek luar angkasa yang masuk dalam pandangannya. Gaia akan melakukan itu secara terus-menerus selama 5 tahun ke depan. Dan, setiap obyek yang dibidik akan dipantau sebanyak sekitar 70 kali.
Selama 5 tahun ke depan, dengan asumsi Gaia akan mengirimkan data selama 8 jam per hari ke Bumi, kita akan mendapatkan data berharga sebanyak 200 terabyte. Konsorsium Eropa, Data Processing and Analysis Consortium (DPAC), telah ditunjuk untuk mengolah data yang dikirimkan oleh Gaia ke stasiun Bumi di Cebreros, Spanyol, dan New Norcia, Australia.
Selain memetakan sekitar 1 miliar bintang di galaksi Bima Sakti, atau sekitar 1 persen dari seluruh bintang yang ada, teleskop ruang angkasa ini juga akan memetakan posisi planet-planet yang ada di matahari lain serta bertugas untuk memeringkatkan kita jika ada asteroid yang mendekat ke Tata Surya. (Muhammad Firman/National Geographic Indonesia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.