Dengan bantuan Hubble Space Telescope dan Chandra X Ray Observatory, ilmuwan menemukan bahwa galaksi bernama M60-UCD1 itu 15.000 kali lebih padat dibandingkan dengan Bimasakti.
"Berkelana dari bintang ke bintang akan lebih mudah di M60-UCD1 dibandingkan dengan di galaksi kita, tetapi masih akan memakan waktu ratusan tahun dengan teknologi saat ini," kata Jay Strader dari Michigan State University yang memimpin studi.
Bagian paling padat dari galaksi tersebut adalah pusatnya, di mana 200 juta massa bintang tinggal dan terentang dalam radius hanya 80 tahun cahaya.
Hal itu berarti, jarak satu bintang dengan bintang lain di galaksi ini 25 kali lebih dekat dibandingkan dengan Bimasakti.
Chandra X Ray Observatory mengungkap bahwa pusat galaksi ini adalah sumber sinar X yang sangat kuat karena memiliki lubang hitam raksasa yang 10 juta kali lebih masif daripada Matahari. Ukuran lubang hitam itu dua kali lebih masif dari lubang hitam di Bimasakti.
Astronom memprediksi, pada masa lalu, M60-UCD1 berdekatan dengan galaksi lain dan bintang-bintangnya ditarik. Lubang hitam raksasa kemudian menarik bintang-bintang yang survive ke pusat.
"Kami berpikir hampir semua bintang telah ditarik dari bagian luar dari galaksi yang semula lebih besar dari saat ini," kata Duncan Forbes dari Swinburne University di Australia seperti dikutip National Geographic, Rabu (25/9/2013).
"Ini meninggalkan inti galaksi sebelumnya yang sangat padat dan lubang hitam supermasif," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.