Finkelstein mengatakan, "salah satu yang menarik saat mempelajari semesta adalah mempelajari yang ada di batas-batas dan bahwa mereka mengungkapkan sesuatu tentang proses fisika apa yang mendominasi pembentukan dan evolusi galaksi."
"Yang mengagumkan dari galaksi ini bukan hanya jaraknya, ini juga istimewa," katanya.
Meski demikian, dalam beberapa tahun ke depan, dengan James Webb Sace Telescope milik NASA, astronom pasti dapat menemukan galaksi yang lebih jauh.
Menanggapi hasil riset ini, Alfonso Aragon-Salamanca dari University of Nottingham, mengungkapkan bahwa temuan ini sangat penting namun pencarian harus terus dilanjutkan.
"Semakin jauh kita mengeksplorasi, semakin dekat kita menuju penemuan bintang pertama yang terbentuk di semesta," katanya seperti dikutip BBC, Rabu (23/10/2013).
Namun, Stephen Serjeant dari Open University menuturkan bahwa analisis redshift untuk menentukan jarak galaksi menantang. Tapi, banyak klaim galaksi terjauh setelah dianalisis lagi ternyata berada lebih dekat dari yang diduga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.