Tabrakan Dua Galaksi Raksasa Diabadikan

Kompas.com - 23/05/2013, 11:15 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Tabrakan dua galaksi raksasa berhasil diabadikan. Fai Fu, peneliti dari University of California, Irvine, adalah orang yang berperan mengabadikan proses tabrakan galaksi itu.

Fu mengatakan, tabrakan galaksi raksasa itu terjadi di wilayah yang berjarak 11 miliar tahun cahaya dari Bumi. Hal itu berarti bahwa tabrakan galaksi tersebut terjadi pada masa 3 miliar tahun setelah Big Bang.

Awalnya, lewat pengamatan dengan teleskop antariksa Herschel, Fu hanya menemukan hasil tabrakan dari dua galaksi itu. Hasil tabrakan dua galaksi itu sendiri menghasilkan galaksi elips yang dinamai HXMM01.

Lewat pengamatan lebih lanjut dengan teleskop antartika Hubble dan Chandra serta pengamatan dari Bumi menggunakan fasilitas di Observatorium Keck di Hawaii, Fu mengungkap bahwa HXMM01 adalah hasil tabrakan dari dua galaksi yang awalnya berjarak 62.000 tahun cahaya.

Apa yang bisa dipelajari dari penemuan ini? Apakah penemuan ini hanya menyuguhkan foto astronomi yang indah?

Fu mengungkapkan, tabrakan galaksi ini bisa menggambarkan proses evolusi galaksi. Ada pandangan bahwa galaksi elips besar terbentuk dari banyak galaksi kecil yang bergabung. Sementara itu, pandangan lain menyatakan bahwa galaksi elips besar berasal dari dua galaksi besar yang bergabung.

Berdasarkan temuan yang dipublikasikan di jurnal Nature, Rabu (22/5/2013) ini, pandangan kedua yang menyatakan bahwa galaksi elips besar berasal dari dua galaksi besar yang bergabung tampaknya adalah yang benar.

"Saya pikir 90 persen dari galaksi elips dengan massa sebesar ini terbentuk lewat cara tersebut," kata Fu seperti dikutip Space, Rabu.

Penelitian juga mengungkap bahwa HXMM01 sebagai hasil gabungan dua galaksi besar merupakan galaksi elips yang sangat aktif. Galaksi ini punya 400 miliar bintang dan melahirkan 2.000 bintang per tahun. Galaksi Bimasakti sendiri hanya melahirkan 2-3 bintang baru per tahun.

Namun, pembentukan bintang di galaksi itu rupanya tak efisien. Dengan kecepatan pembentukan bintang yang tinggi, debu sebagai material pembentuk bintang cepat habis. Dalam 200 juta tahun, galaksi itu "mati".

Di sisi lain, penemuan ini juga menggambarkan masa depan Bimasakti yang diperkirakan akan bertabrakan dengan Andromeda 4 miliar tahun. Tabrakan akan menghasilkan galaksi yang oleh astronom telah dinamai Milkomeda. Bagaimana nasib manusia nanti?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau