Diberitakan Livescience, Senin (5/8/2013), pembuat lukisan Mona Lisa skala nano itu adalah tim dari Georgia Tech. Tim membuat lukisan itu dengan mikroskop gaya atom lewat teknik bernama ThermoChemical NanoLithography (TNCL).
Masing-masing piksel berukuran 125 nanometer dalam lukisan Mona Lisa ini menunjukkan reaksi kimia berbeda. Teknik ini memungkinkan ilmuwan mengontrol jumlah panas pada masing-masing piksel sehingga molekul juga bervariasi. Bila panas lebih banyak, warna lebih terang.
Sebenarnya, lukisan mikroskopik Mona Lisa merupakan langkah untuk mendemonstrasikan kemampuan TCNL dalam membuat variasi konsentrasi molekuler pada skala yang sangat kecil. Para ahli berpikiran jika mungkin saja TCNL mampu diaplikasikan dalam sebuah manufaktur skala nano.
"Kami membayangkan TCNL mampu membuat pola gradien dari karakteristik fisika dan kimia lain, seperti konduktivitas graphene," kata Jennifer Curtis, ilmuwan Georgia Tech yang terlibat pembuatan lukisan ini.
"Teknik ini seharusnya juga memungkinkan berbagai eksperimen dan aplikasi yang sebelumnya tidak dapat diakses dalam berbagai bidang seperti nanoelektronik, optoelektronik, dan juga teknobiologi," ujar Curtis.
Proses pembuatan lukisan mikroskopis Mona Lisa telah dijelaskan secara online dalam jurnal Langmuir. Penggunaan lukisan Mona Lisa dalam bidang sains bukan yang pertama kali. Peneliti NASA sebelumnya pernah memancarkan sinar laser berkekuatan tinggi bergambar Mona Lisa ke Bulan. (Dyah Arum Narwastu)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.