Kesuksesan ini memecahkan rekor. Tahun 2001 dan awal tahun ini, ilmuwan berhasil menghentikan cahaya, tetapi hanya selama masing-masing kurang dari satu detik dan 16 detik. Jauh sebelumnya pada tahun 1999, ilmuwan baru bisa memperlambat kecepatan cahaya menjadi 17 meter per detik.
Kali ini, untuk menghentikan cahaya, ilmuwan menggunakan teknik Electromagnetically Induced Transparency (EIT). Teknik ini mencakup pemakaian opaque crystal dalam kondisi dingin, yang tersusun atas senyawa yttrium silikat dan unsur praseodymium, serta penerapan cara-cara "licik".
Diuraikan Extreme Tech, Kamis (25/7/2013), ilmuwan pertama menembakkan laser pada opaque crystal sehingga membuat kristal tersebut transparan. Kemudian sumber cahaya kedua ditembakkan pada kristal yang telah menjadi transparan itu.
"Licik", ilmuwan kemudian mematikan laser yang ditembakkan. Hasilnya, kristal menjadi tak tembus cahaya lagi. Akibatnya, cahaya bukan hanya terperangkap dalam kristal tetapi juga tak bisa memantul sehingga bisa dikatakan benar-benar berhenti.
Keberhasilan ini membuka peluang pada kemajuan dalam penyimpanan data. Cahaya telah diketahui bisa membawa data. Dengan cahaya yang bisa dijebak, artinya data yang dibawa oleh partikel cahaya atau foton bisa disimpan.
Dalam diagram di bawah ini, didemonstrasikan bagaimana ilmuwan mampu menyimpan data berupa tiga garis horizontal selama satu menit sesuai lama cahaya dijebak. Penyimpanan data bisa lebih lama bila lama cahaya dijebak bisa ditambah.
Saat ini, masih perlu banyak penelitian untuk mewujudkan penyimpanan dan komunikasi data dengan cara ini. Salah satunya adalah mengupayakan penjebakan cahaya pada kristal suhu ruangan. Ini perlu sebab dalam kenyataan data pastinya tak bisa dibawa pada lingkungan suhu rendah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.