Ilmuwan Kembangkan "Debu Pintar" untuk Membaca Otak Manusia

Kompas.com - 18/07/2013, 21:07 WIB

KOMPAS.com — Para peneliti kini tengah mengembangkan sebuah teknologi "debu pintar" yang bisa ditanamkan di otak manusia. Diberitakan Extreme Tech, Rabu (17/7/2013), debu pintar ini akan mampu mengukur aktivitas listrik neuron otak dan memungkinkan peneliti untuk membaca data yang tersimpan di otak.

Peneliti University of California Berkeley, Dongjin Seo dan rekannya, pengembang debu pintar, mengatakan bahwa debu itu sejatinya adalah perangkat berupa sensor yang bisa diimplantasikan pada otak. Perangkat disebut debu karena ukurannya cuma sekitar 100 mikrometer. Debu pintar ini akan terhubung dengan perangkat lain di luar otak.

Debu pintar terdiri dari sensor bernama Complementary Metal Oksida Semikonduktor (CMOS) yang mampu mengukur aktivitas listrik di otak, dilapisi oleh senyawa polimer khusus untuk menjaga tetap netral dan material bernama piezoelctric yang akan mengubah sinyal elektrik menjadi ultrasonik.

Sensor mini tersebut dapat digabung dalam sebuah jaringan yang kemudian bisa langsung diimplantasikan pada jaringan otak. Dengan gelombang ultrasonik, perangkat ini bisa mengumpulkan data aktivitas otak secara real time dan terus-menerus.

Lalu, apa manfaat teknologi ini? Seo mengatakan, perangkat ini bisa berfungsi untuk memantau aktivitas syaraf. Tujuannya bisa untuk proyek penelitian tertentu atau medis. Memakai perangkat ini, pemakainya bisa seperti sedang melakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI) secara terus menerus.

Dalam jangka waktu jauh ke depan, perangkat ini bisa mewujudkan apa yang hanya ada di film fiksi ilmiah menjadi nyata. Dengan perangkat ini, manusia di masa depan bisa berkomunikasi dengan telepati atau bahkan membaca pikiran manusia lain. (Dyah Arum Narwastu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau