Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendah Karbon, dan REDD

Kompas.com - 20/12/2012, 04:53 WIB

Keraguan muncul karena RAN-API diserahkan ke tiap sektor. Yang kemudian muncul adalah aktivitas masing-masing, sesuai program sektor terkait.

Dengan keterbatasan pemahaman akan aksi adaptasi, akhirnya tidak bisa diketahui secara tepat, misalnya, di mana dan siapa yang bakal memperoleh manfaat dari pembangunan tersebut. Padahal, aksi adaptasi mensyaratkan kejelasan lokasi, tantangan yang harus diatasi apa, dan siapa yang mendapat manfaatnya,” kata Ari yang dengan tim bentukannya membuat kajian kerentanan di Provinsi Kepulauan Riau.

Karena setiap pembangunan yang dilakukan banyak diberi cap adaptasi, muncul kekhawatiran Pemerintah Indonesia sebenarnya tidak melakukan pembangunan yang adaptif. Padahal, jika dilakukan secara bertahap dan serius, aspek adaptasi yang tepat akan mampu memperkuat ekonomi masyarakat karena dampak bencana akan mampu diminimalkan.

Mitigasi

Pada aspek mitigasi, selama setahun ini Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) direpotkan dengan upaya memenuhi janji yang diucapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Tahun 2009 di Pittsburgh, AS, Presiden menyatakan, akan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan asing, dibandingkan kondisi tanpa intervensi.

Baru Rabu (19/12), rencana aksi daerah penurunan emisi gas rumah kaca diumumkan. Proses penyusunannya tidak mudah. ”Pelaksanaannya pun belum jelas,” kata Ketua Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa.

”Apa benar target bisa dicapai? Apa konkretnya? Pemerintah tidak pernah melakukan analisis menyeluruh semua aspek. Kendala kapasitas, keuangan, model birokrasi, dan lain-lain tidak dihitung,” ujar Fabby.

Menurut Fabby yang mendapatkan data dari pihak Kementerian Keuangan, ”Dengan kemampuan keuangan seperti sekarang, hanya bisa tercapai penurunan emisi 16 persen.”

Belum lagi jika diparalelkan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan enam koridor ekonominya di setiap pulau besar. Emisi karbon akan secara besar-besaran lepas ke atmosfer begitu dilakukan pembukaan lahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com