Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beruang Madu, Beruang Kebanggaan Indonesia

Kompas.com - 02/12/2012, 03:01 WIB

Di bawah leher ada tanda unik berwarna kuning pucat, seperti sepatu kuda atau huruf V. Bulu warna terang juga terdapat di sekitar rahang, hidung, dan mata.

Beruang madu senang menghabiskan waktu di pepohonan. Dengan kuku yang panjang, ia bisa memanjat pohon berbatang lurus dengan cepat dan mudah.

Ia bisa berlari di tanah dengan kecepatan 48 kilometer per jam dan menjelajahi daerah seluas 9-15 hektar.

Beruang madu yang hidup di kandang bisa hidup sampai 30 tahun. Mereka mengandung 96 hari dan melahirkan sampai dua anak setahun. Anak beruang madu menyusui sampai usia 18 bulan. Bayi beruang akan tinggal di sarang sampai kuat mencari makanan bersama sang induk.

 

Beruang madu hidup di hutan yang masih asli (hutan primer), hutan yang pernah ditebang atau terkena bencana (hutan sekunder), dan di lahan pertanian. Beruang tinggal di pohon setinggi 2-7 meter. Sarangnya adalah cabang-cabang pohon melengkung yang dipatahkan.

Selain di Indonesia, beruang madu terdapat di hutan tropis Asia Tenggara, menyebar dari Malaysia, Indochina, China Selatan, dan Myanmar. Beruang madu tidak berhibernasi seperti beruang di negeri empat musim.

 

Apa benar beruang ini seperti Winnie the Pooh yang gemar madu? Disebut beruang madu karena beruang ini suka minum madu yang diambil langsung dari sarang lebah. Ia memasukkan kuku depan ke dalam sarang dan menjilat madu beserta anak lebahnya.

Lidahnya yang panjang dimanfaatkan untuk mengambil madu dan menangkap serangga. Beruang gemar menggali dan membongkar, begitu kuat kaki-kakinya sehingga bisa menghancurkan pohon dan menggaruk kayu pohon yang keras.

Beruang madu adalah omnivora (pemakan segala). Selain madu, ia makan binatang kecil, seperti burung, ayam, kadal, rayap, semut, larva kumbang, dan larva lebah. Ia juga makan buah-buahan dan daun, seperti pucuk palem.

 

Sebagai pemakan buah-buahan, beruang madu menelan biji dengan utuh. Karena beruang ini suka jalan-jalan berkilo-kilometer, biji yang dimakan keluar bersama kotorannya dan menyebar ke mana-mana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com