Laporan dari Badan Layanan Informasi Cuaca PBB, Selasa (7/2), menyebutkan, tingkat pembekuan yang tinggi di Eropa yang menewaskan sekitar 400 orang itu diperkirakan akan mulai mereda minggu depan. Tapi suhu yang rendah akan bertahan sampai akhir bulan ini.
Omar Baddour, ilmuwan dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), mengatakan, sistem tekanan udara yang tinggi di Siberia dan badai saat ini tengah bergerak ke timur dari Samudra Atlantik ke Eropa sehingga menghambat penurunan suhu di benua itu.
Ia menyebut kondisi anomali cuaca itu dengan Osilasi Arktik yang terjadi akibat perbedaan tekanan udara di polar (kutub) utara dan kawasan subtropis. Saat ini yang terjadi adalah Osilasi Arktik berfase negatif yang menyebabkan terjadinya kondisi cuaca dingin atau ekstrem di Eropa dan sebaliknya relatif hangat di Kutub Utara.
Osilasi Arktik atau mode lingkaran pergerakan massa udara di belahan bumi utara (Northern Hemisphere Annular Mode) adalah indeks dari pola dominan variasi tekanan permukaan laut di utara, yaitu di 20 derajat Lintang Utara. Ini bukan kejadian musiman, melainkan kondisi anomali. Kondisi ini bervariasi dari waktu ke waktu tanpa ada periodisitas tertentu. Hal ini ditandai dengan anomali tekanan dari di Kutub Utara dengan anomali sebaliknya yang berpusat di sekitar 37-45 derajat Lintang Utara.
Saat ini, suhu mendekati minus 40 derajat celsius di beberapa bagian Eropa Tengah. Kondisi ini merupakan kejadian luar biasa, kata Baddour. Namun, suhu minimum yang terjadi di kawasan ini bukan merupakan rekor baru.