Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segara Anakan dan "Benteng" Hutan Bakau

Kompas.com - 28/10/2011, 03:35 WIB

Mangrove lalu dibiarkan tumbuh di sepanjang perairan selama 6 atau 7 tahun, yang kemudian bijinya bisa digunakan lagi sebagai mangrove untuk generasi berikutnya. Meski demikian, mangrove tidak bisa dibiarkan begitu saja. Harus dilakukan pemeliharaan dengan membersihkan ilalang dan benalu yang dapat mengganggu pertumbuhan mangrove. Hal itu dilakukan setiap hari Jumat secara bersama oleh warga.

Kelompok Wahyono tidak pernah menjual bibit mangrove kepada warga sekitar. Warga yang hendak menanam, dibagikan bibit secara gratis.

Gerakan tersebut mendapat tanggapan baik dari berbagai pihak. Bahkan, PT Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap pada 2009 bekerja sama dengan warga Dusun Lempong Pucung memberi bantuan bibit mangrove sebanyak 10.000 batang. Apalagi, Patra Krida Wana Lestari kini menjadi kelompok binaan Pertamina dan selalu dilibatkan dalam program penanaman mangrove di wilayah Cilacap.

Sekretaris Desa Ujung Alang, Siswanto, mengungkapkan, saat ini, hampir 1.220 keluarga warga desanya telah menanam mangrove di sekitar pekarangan rumahnya. Bahkan, lewat pendekatan dalam tiap pertemuan kecamatan, semangat menanam mangrove juga dilakukan warga desa tetangga, seperti Klaces, Ujung Gagak, dan Panikel. Menghadapi perambah hutan mangrove, warga setempat tak segan beradu mulut dan mengejar mereka.

”Yang kami lakukan mungkin tak seberapa besar menahan kerusakan alam di sini (Segara Anakan). Tapi setidaknya kami berbuat sesuatu,” kata Siswanto.

Dia menyayangkan mandeknya program penyelamatan Segara Anakan pemerintah pusat. Bantuan dana dari USAID (United States Agency for International Development) untuk penyudetan Sungai Citanduy juga ditarik sejak 2003 akibat tarik-menarik kepentingan dengan sejumlah warga di Pantai Pangandaran, Ciamis, yang tak kunjung selesai.

Terlepas dari polemik itu, setidaknya Desa Ujung Alang kini berangsur asri dan teduh dengan rerimbunan mangrove. Tak hanya aspek lingkungan, warga mulai menuai rezeki dari tambak udang yang disebar di sekeliling kawasan mangrove di pekarangan rumah.

Pertumbuhan ikan dan udang, menurut Siswanto, lebih cepat karena mendapat makanan tambahan dari akar-akar mangrove.

Upaya penanaman mangrove warga Ujung Alang ini sudah pasti tak cukup kuat menahan laju kehancuran kawasan Laguna Segara Anakan yang terjadi puluhan tahun. Namun setidaknya, mereka menolak menyerah terhadap bencana lingkungan yang sudah bukan lagi mengancam, tetapi sudah mereka alami saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com