Kelomang itu kan hidupnya tergantung pada adanya mollusca. Kalau mollusca-nya hilang, ya kelomangnya hilang. Jadi kuncinya adalah menjaga kelestarian mollusca. Nah untuk jaga mollusca, jaga lingkungannya. Kita belum tahu apa yang akan terjadi bila tidak ada kelomang. Tapi pasti ada sesuatu yang lain yang akan terjadi, karena kalau salah satu hilang, ya pasti akan berpengaruh, ini ekologi.
Sebagai seorang taksonom yang sudah di area yang sangat spesifik, apakah tidak merasa sepi karena hanya segelintir orang saja yang menekuni?
Hahaha... mungkin kelihatan sepi, karena kecil dan sedikit sekali orangnya, tapi kita punya komunitas sendiri. Saya selalu kontak dengan mereka dan setiap kali bertemu, selalu ada saja yang kita bicarakan. Jadi terlihat sepi karena saya mengerjakan di sini sendiri, tapi di dalam komunitas itu kita bisa apa saja, bisa menggosip juga. Kalau ada satu yang hilang, misalnya tahun lalu ada satu yang meninggal, kita juga merasa kehilangan. Pada dasarnya kita senang dan tidak kesepian, karena bisa berteman dengan orang dari beragam latar belakang.
Kalau keseharian taksonom seperti Anda apa selalu serius? Apada bedanya taksonomo orang lain?
Hidup saya fun. Saya hanya berdua dengan suami saya. Dia juga peneliti, bidang budidaya. Dia mengerti dunia saya. Saya travelling, dia oke saja. Mungkin Tuhan juga punya pemikiran lain karena saya tidak punya anak. Ya akhirnya saya menikmati hidup yang saya punya. Memang saya kadang memaksakan kehendak karena saya pikir kadang anak-anak muda sekarang, kenapa hal-hal kecil saja enggak mau, padahal waktu seusia mereka, saya udah publikasi. Tapi akhirnya saya sadar saya ngerem juga, sangat ngerem. kalau tidak, bisa kabur semua, termasuk orang yang saya bimbing.
Apa benar taksonom sulit mendapat pekerjaan?
Ya kalau fresh graduate, Tapi kalau kita sudah jadi taksonom profesional, pekerjaan itu sampai kita nolak-nolak. Karena memang sudah terlalu banyak.
Kalau ada yang ingin menjadi taksonom, apa step yang harus dijalani agar bisa menjadi taksonom profesional?
Panjang. Saya mulai meneliti tahun 1987, baru publish pertama tahun 1992, lalu publish lagi tahun 1994. Pada publikasi kedua saya baru mendapat surat dari "mbahnya" taksonomi kelomang yang mengucapkan selamat dan menilai pekerjaan saya bagus. Saya waktu itu langsung tangkap kesempatan berkontak dengan dia dan akhirnya kita selalu berdiskusi. Jadi networking juga penting.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah paling tidak menemukan satu, atau jika tidak bisa langsung bekerja dulu dengan senior. publikasi pertama dan kedua saya masih dengan profesor saya, baru setelah itu bisa sendiri. Ini penting, karena kalau tiba-tiba publikasi, pasti orang akan bertanya siapa kita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.