Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu-satunya Taksonom Kelomang di Indonesia

Kompas.com - 30/09/2011, 20:45 WIB

KOMPAS.com - Indonesia hanya punya segelintir taksonom. Salah satu di antaranya adalah Dr Dwi Listyo Rahayu, Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ia mungkin salah satu taksonom langka karena di dunia saat ini hanya ada 5 taksonom kelomang (hermit crab) atau biasa disebut umang-umang, pong-pongan, atau kepompong. Ia memulai aktif meneliti kelomang pada tahun 1987, menyelesaikan studi master dan doktoral di Perancis dalam bidang biologi kelautan.

Beberapa waktu lalu, dalam acara Kongres dan Seminar Taksonomi Kelautan Indonesia I, Kompas.com sempat berbincang dengannya. Beberapa pertanyaan seputar perjalanan sebagai taksonom kelomang, penemuan yang telah dihasilkan hingga kehidupan pribadi sebagai seorang taksonom sempat dibicarakan. Berikut petikan wawancara Kompas.com.

Bagaimana awalnya bisa tertarik menekuni taksonomi kelomang?

Saya mulai meneliti tahun 1987. Kebetulan saya dulu ikut meneliti dengan profesor saya. Saya melihat kerja yang tekun dan  saya suka itu. Lalu secara kebetulan saya mendapat beasiswa di Perancis. Di sana, saya pergi ke museum dimana profesor saya dulu ambil studi untuk disertasinya. Waktu itu saya mau taksonomi udang, tapi di sana ternyata enggak ada. Lalu saya ditawari untuk mempelajari kelomang.

Saya pikir waktu itu, apa sih bagusnya kelomang, apa gunanya. Lalu saya diberi kelomang yang masih fresh dan saya lihat, it's not bad. Cantik juga. Saya lalu mulai lihat literaturnya, ternyata tak banyak yang mengerjakan. Publikasi kelomang dari Indonesia waktu itu hanya ada satu pada tahun 1937. Saya pikir, ini kesempatan saya untuk mengerjakan dan ternyata menarik. Akhirnya saya ambil.

Apa sih gunanya menekuni kelomang? Mengapa bisa begitu bersemangat?

Ilmu itu too luxurious di Indonesia. Setiap kali saya menemukan spesies baru, saya selalu berpikir bahwa ada yang mengatur hidup ini, dia Tuhan. Saya selalu berkata dalam hati, "Ya Allah, kau tunjukkan kepadaku sesuatu yang baru." Saya menemukan makna dari apa yang saya kerjakan. Jika ada yang bertanya untuk apa menekuni taksonomi kelomang, saya berkata, taksonomi itu science for science. Taksonomi menunjang perkembangan science selanjutnya. Jadi kita tidak bisa mengetahui secara langsung manfaat suatu spesies begitu dia ditemukan. ada prosesnya dulu.

Apa peran kelomang dalam kehidupan kita?

Kelomang itu memakan semuanya. Perannya dalam ekosistem, kalau dalam bahasa Jawa, adalah resik-resik, bersih-bersih. Kita tidak secara langsung akan melihat dia bersih-bersih, tetapi kita bisa mengetahuinya lewat penelitian. Di mana ada kelomang? Kita bisa tahu kalau misalnya ada intrusi air tawar, maka di sanalah kelomang ada. Kelomang hidup pada dasarnya dari daerah intertidal hingga laut pada kedalaman 2.000 meter.

Ada berapa spesies kelomang? Berapa yang sudah Anda temukan?

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Oh Begitu
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fenomena
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Kita
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Oh Begitu
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Oh Begitu
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau