Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terumbu Karang untuk Anak-Cucu

Kompas.com - 12/08/2011, 02:57 WIB

Patut tak langsung mendekati para nelayan itu, tetapi anak-anak mereka. Ia membuat program pembelajaran bagi para pelajar di tempat tinggalnya di Banjar Kaja, Desa Serangan, Pulau Serangan, dengan materi khusus berupa cara menanam terumbu karang.

Anak-anak itu diajak membuat media untuk transplantasi terumbu karang dan menanamnya di dasar laut. Setiap terumbu karang yang ditanam juga dipasangi label plastik kecil bertuliskan nama anak yang ikut program itu. ”Harapannya, orangtua anak-anak itu batal mencongkel karang karena tahu yang menanam karang adalah anaknya sendiri,” kata Patut.

Melalui program itu, lama-lama orangtua dari anak-anak itu mulai ikut memahami pentingnya terumbu karang. Situasi ini dimanfaatkan Patut dengan membentuk sebuah kelompok nelayan bernama ”Karya Segara” yang fokus dalam bidang konservasi terumbu karang pada 2003.

Saat kelompok itu terbentuk, ada sekitar 48 nelayan yang bergabung. Namun, kemudian berkurang menjadi 36 nelayan. Kegiatan utama mereka adalah membudidayakan terumbu karang untuk ditanam kembali. Mereka yang keluar umumnya menilai kegiatan konservasi tidak memberikan keuntungan pasti.

Menyadari bahwa para nelayan masih sangat kekurangan, Patut sama sekali tidak melarang nelayan untuk tetap menambang terumbu karang. Namun, sebagian nelayan yang sudah berhenti kemudian diajak menangkap ikan hias di sekitar pantai untuk dijual. Hasil budidaya terumbu karang dan penangkapan ikan hias cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Paket wisata

Baru pada 2009 Patut mendapat ide untuk membuat program Terumbu Karang Asuh. Dalam kegiatan ini, dia mencari ”Bapak Asuh”, yaitu orang yang mau membeli terumbu karang dan menanamnya.

Program itu mendapat tanggapan positif dari kalangan pemerintah dan swasta. Untuk menanam terumbu karang itu, setiap bapak asuh menyumbang Rp 2,5 juta kepada kelompok Karya Segara.

Patut dan rekan-rekannya kemudian melanjutkan program tersebut dengan membuat reef ball atau bola karang buatan lebih banyak lagi. Kerangka bola beton berongga dan berdiameter 60 sentimeter hingga 1 meter itu menjadi media tanam terumbu karang.

Satu paket reef ball dijual Rp 5 juta. Sampai saat ini sudah terjual sekitar 60 unit untuk kegiatan konservasi di Nusa Dua, Kabupaten Badung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com