Menurut Endang, ada standar penanganan yang harus dipakai dokter jika mengoperasi pasien dengan HIV. Dia mengingatkan, kerap stigma juga datang dari diri ODHA sendiri.
Salah satu strategi KPA adalah langsung menyasar kelompok kunci. Populasi kunci diberdayakan mengenai hak-haknya, mengorganisasi diri, dan menjadi mitra KPA.
Menurut Sekretaris KPA Nasional dr Nafsiah Mboi SpA MPH, menyasar langsung populasi kunci lebih strategis dalam menanggulangi HIV/AIDS dan mencapai target MDGs, terutama dalam era otoda.
Dari 497 kabupaten/kota hingga tahun 2010 hanya 137 kabupaten/kota yang menyediakan layanan penanggulangan HIV/ AIDS. ”KPA sudah berulang kali bertemu Menteri Dalam Negeri yang berjanji akan mengirim surat edaran kepada kepala daerah,” papar Nafsiah. Target 2011, 250 kabupaten/kota memiliki layanan penanggulangan HIV/ AIDS yang disesuaikan dengan hasil pemetaan masalah spesifik daerah.
Penanggulangan HIV/AIDS kerap menjadi isu politik lokal saat kampanye calon anggota DPRD atau kepala daerah. Janji penanggulangan penularan kerap berujung pada isu moral dengan melarang tempat pelacuran, tes keperawanan pada perempuan remaja, atau mengabaikan sama sekali karena mengaitkan penyebaran HIV/AIDS dengan moral populasi kunci.
Sikap menutup mata, telinga, dan hati itu menyebabkan kasus AIDS kini semakin banyak terjadi pada pasangan heteroseksual, virus HIV pun menginfeksi para ibu rumah tangga yang berhubungan hanya dengan suami.
Strategi lain, menyasar kelompok usia 15-24 tahun melalui kerja sama bersama Kementerian Pendidikan Nasional. Data Kemenkes memperlihatkan, kasus AIDS tertinggi terjadi pada kelompok usia 20-29 tahun, yang berarti penularan sudah terjadi bertahun-tahun sebelum virus itu melumpuhkan pertahanan tubuh sehingga memunculkan sindroma AIDS.