Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajah Sembilan Bukit Penderitaan

Kompas.com - 22/05/2010, 10:09 WIB

Kekayaan danau ini sering dieksploitasi oleh penduduk setempat dengan mengambil ikan-ikannya. Namun, satu yang perlu dicatat disini adalah adanya kearifan lokal penduduk setempat sehingga eksploitasi tidak sampai menimbulkan kerusakan lingkungan. Ikan-ikan yang banyak terdapat di danau ini adalah ikan mas, mujair, dan ikan harper. Pada Februari 2005, tim pendaki dari Astacala berhasil menombak ikan mas seberat 3,5 kg.

Danau Segara Anak dipercaya masyarakat sekitar mempunyai tuah yang dapat menyembuhkan penyakit, juga untuk pemujaan mendapatkan benda-benda yang sakti.

Di dekat Danau Segara Anak terdapat gunung kecil yang disebut Gunung Baru. Jarang orang yang bisa ke puncak Gunung Baru tersebut walaupun menurut informasi sudah ada jalur menuju ke sana. Bisa jadi hal ini disebabkan Gunung Baru tersebut masih aktif dan mengeluarkan gas.

Seorang pendaki menyempatkan diri memancing. Ikan di danau sangat besar seukuran paha orang dewasa. Kebanyakan ikan harper. Konon, ikan ini dulunya ditanam oleh Presiden Soeharto.

Seorang pendaki malah langsung menceburkan diri ke air. Kendati kadar air bercampur belerang, tak membuat pendaki risi.

Kebahagiaan tim tidak berhenti sampai di situ. Usai membakar ikan di depan tenda, malamnya kami diajak ke pemandian air panas. Letaknya tak jauh dari danau. Pemandian tersebut memiliki 2-3 pancuran. Airnya bersumber dari atas gunung. Seperti pemandian air panas di Pacet, Jawa Timur, di sini juga mengandung belerang. Cocok bagi Anda yang memiliki masalah dengan kulit. Soal jerawat, panu, dan kadas, kami jamin pasti hilang.

Cukup lama kami berendam sampai-sampai lupa kalau hari sudah larut. Tak lama kami memutuskan kembali ke tenda karena esoknya harus kembali meneruskan perjalanan pulang. Kami mengambil rute Senaru. Sempat pula tim kehabisan air selama perjalanan turun. Tetapi alhamdulillah, tim saya berhasil turun gunung tanpa cacat sedikit pun. (Noviyanto Aji)

 

Artikel lainnya bisa dilihat di http://wisata.kompasiana.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com