Dalam kurun waktu lima tahun terakhir sudah puluhan kali terjadi gempa kuat di Kabupaten Simeulue yang menyebabkan banyak kerusakan bangunan, baik milik pemerintah maupun masyarakat dengan kerugian materi tidak terhitung lagi.
Selain gempa 7,2 skala richter Rabu (7/4), gempa kuat lainnya pernah terjadi Simeulue, yakni 7,3 SR pada 20 Februari 2008. Kemudian 8,2 SR yang terjadi 28 Maret 2005 8,2 SR dan gempa dipicu tsunami 9,0 SR yang terjadi pada 26 Desember 2004.
Melihat rangkaian gempa kuat tersebut, kata dia, seharusnya pemerintah daerah menerapkan konsep pembangunan tahan gempa, sehingga uang negara tidak dihabiskan membangun infrastruktur di daerah itu.
"Kalau anggaran pemerintah hanya habis membangun kantor pemerintahan setiap tahunnya karena rusak akibat gempa kapan bisa menyejahterakan rakyat," ujarnya.
Oleh karena itu, pola pembangunan tahan gempa harus diterapkan sejak sekarang, kata aktivis lingkung hidup yang kerap melakukan penelitian di Simeulue tersebut.
"Kantor-kantor tersebut juga pernah parah rusak karena gempa tahun-tahun sebelumnya. Gempa subuh kemarin itu kembali merusak banyak kantor pemerintahan. Artinya, pembangunan di Simeulue hanya itu-itu saja," kata dia.
Namun yang paling penting adalah masyarakat Aceh dan khususnya di Simeulue tidak terus larut dalam trauma akibat gempa dan tsunami, karena itu kehendak Tuhan dan bisa terjadi kapan saja.
Kewaspadaan tinggi yang perlu terus dilakukan, agar jika terjadi smong, dampaknya bisa diperkecil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.