Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkah Hadapi Transgenik

Kompas.com - 30/03/2010, 03:16 WIB

Terkait subsidi, petani jagung di Filipina sama sekali tidak mendapat subsidi dari pemerintah, baik subsidi benih maupun pupuk. Oleh karena itu, mereka harus memacu produktivitas setinggi mungkin dan menekan biaya produksi serendah mungkin untuk meningkatkan pendapatan.

Bagaimana dengan petani Indonesia?

Masih bisa diatasi

Para petani sekaligus pengurus organisasi tani Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), yang turut dalam pertukaran petani Asia 2010 yang digagas croplife, umumnya menyatakan perlunya peningkatan pendapatan petani Indonesia melalui introduksi benih yang bisa memacu peningkatan produktivitas.

Harapan yang sama diungkapkan Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola. Menurut dia, budidaya jagung di Indonesia ke depan harus seefektif mungkin jika mau punya daya saing di pasar dalam negeri ataupun dunia. Harga jagung di pelabuhan Indonesia harus sama dengan harga di pelabuhan negara lain, seperti AS.

Jika kalah kompetitif, produk jagung negara lain akan menyerbu pasar jagung Indonesia. Karena itu, adopsi teknologi sangat diperlukan. Melalui teknologi, selain bisa meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produktivitas, juga dapat menciptakan daya saing harga dengan jagung impor.

Namun, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Suyamto menegaskan, tanaman jagung transgenik tidak meningkatkan produktivitas.

Bibit transgenik hanya menjaga tanaman dari serangan gulma dan hama penyakit. ”Di Indonesia, gulma masih bisa diatasi petani sendiri dan hama penyakit jagung masih bisa dikendalikan,” tegas Suyamto.

Terkait serbuan jagung impor, tidak perlu khawatir meski harus waspada. Banyak negara menggenjot produksi jagungnya untuk memenuhi permintaan industri etanol, seperti AS.

Jadi, pasar jagung dunia tetap akan terbuka lebar. ”Pengembangan produk transgenik di Indonesia harus terus dilakukan agar suatu saat Indonesia benar- benar siap menghadapi berbagai tantangan baru itu,” katanya.

Seberapa mampu Indonesia terus memproteksi pasar jagung dalam negeri dan kapan siap dengan produk transgenik yang dikembangkan sendiri? Kita lihat saja.... (HERMAS E PRABOWO, dari Manila, Filipina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com