KOMPAS.com - Indonesia kini telah memasuki musim hujan. Buktinya, sejumlah wilayah telah atau berpotensi mengalami hujan lebat hingga sepekan ke depan.
Beberapa wilayah, seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan diminta untuk mewaspadai dampak hujan lebat berupa bencana banjir dan longsor.
Akan tetapi, Yogyakarta malah mengalami cuaca cerah dan panas seperti kemarau. Apa yang sedang terjadi?
Dijelaskan oleh Stasiun Klimatologi BMKG Mlati Yogyakarta dalam akun Instagram @staklim_yogya, hal ini disebabkan oleh pola angin di Jawa yang beraian atau menyebar (divergen).
Baca juga: BMKG: Potensi Hujan Lebat Sepekan ke Depan, Ini Daftar Wilayahnya
Pola angin ini mengakibatkan potensi pembentukan awan di Yogyakarta sangat kecil dan tanpa adanya awan, radiasi yang diterima Yogyakarta menjadi lebih besar dan suhu udara terasa lebih panas.
Dihubungi oleh Kompas.com, Minggu (19/1/2020), Reni Kraningtyas selaku Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Mlati, Yogyakarta menjelaskan bahwa pola angin yang menyebar ini terjadi karena adanya pengurangan masa udara yang disebabkan oleh adanya arus udara horizontal dari suatu daerah.
Angin divergen ini memang bisa muncul saat musim hujan sehingga bisa dianggap normal atau wajar.