Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jabodetabek dan Daerah Lain Hujan, Kok Yogyakarta Panas seperti Kemarau?

KOMPAS.com - Indonesia kini telah memasuki musim hujan. Buktinya, sejumlah wilayah telah atau berpotensi mengalami hujan lebat hingga sepekan ke depan.

Beberapa wilayah, seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan diminta untuk mewaspadai dampak hujan lebat berupa bencana banjir dan longsor.

Akan tetapi, Yogyakarta malah mengalami cuaca cerah dan panas seperti kemarau. Apa yang sedang terjadi?

Dijelaskan oleh Stasiun Klimatologi BMKG Mlati Yogyakarta dalam akun Instagram @staklim_yogya, hal ini disebabkan oleh pola angin di Jawa yang beraian atau menyebar (divergen).

Pola angin ini mengakibatkan potensi pembentukan awan di Yogyakarta sangat kecil dan tanpa adanya awan, radiasi yang diterima Yogyakarta menjadi lebih besar dan suhu udara terasa lebih panas.

Angin divergen ini memang bisa muncul saat musim hujan sehingga bisa dianggap normal atau wajar.


"(Dalam kasus ini) daerah tersebut berada di perairan sebelah selatan Jawa, di mana sekarang ini terlihat adanya daerah tekanan tinggi (hight pressure). Hight pressure ini yang menyebabkan angin divergen bertiup di sekitar DIY sehingga cuaca cenderung cerah," ujarnya.

Terkait potensi hujan di Jakarta dan daerah-daerah lain yang tampak kebalikan dengan Yogyakarta, Reni berkata bahwa itu disebabkan oleh adanya pusaran angin Edy di perairan sebelah barat Sumatera dan perairan sebelah barat dari Jawa Barat.

"Edy ini tempat mengumpulnya angin dan banyak membawa massa uap air sehingga mengakibatkan potensi hujan," katanya

Untungnya, cuaca panas di Yogyakarta tidak akan bertahan lama. Reni memperkirakan bahwa dalam dua sampai tiga hari ke depan, Daerah Istimewa Yogyakarta akan mulai berpotensi hujan.

https://sains.kompas.com/read/2020/01/19/170200523/jabodetabek-dan-daerah-lain-hujan-kok-yogyakarta-panas-seperti-kemarau-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke