Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabodetabek dan Daerah Lain Hujan, Kok Yogyakarta Panas seperti Kemarau?

Kompas.com - 19/01/2020, 17:02 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia kini telah memasuki musim hujan. Buktinya, sejumlah wilayah telah atau berpotensi mengalami hujan lebat hingga sepekan ke depan.

Beberapa wilayah, seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan diminta untuk mewaspadai dampak hujan lebat berupa bencana banjir dan longsor.

Akan tetapi, Yogyakarta malah mengalami cuaca cerah dan panas seperti kemarau. Apa yang sedang terjadi?

Dijelaskan oleh Stasiun Klimatologi BMKG Mlati Yogyakarta dalam akun Instagram @staklim_yogya, hal ini disebabkan oleh pola angin di Jawa yang beraian atau menyebar (divergen).

Baca juga: BMKG: Potensi Hujan Lebat Sepekan ke Depan, Ini Daftar Wilayahnya

Pola angin ini mengakibatkan potensi pembentukan awan di Yogyakarta sangat kecil dan tanpa adanya awan, radiasi yang diterima Yogyakarta menjadi lebih besar dan suhu udara terasa lebih panas.

Dihubungi oleh Kompas.com, Minggu (19/1/2020), Reni Kraningtyas selaku Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Mlati, Yogyakarta menjelaskan bahwa pola angin yang menyebar ini terjadi karena adanya pengurangan masa udara yang disebabkan oleh adanya arus udara horizontal dari suatu daerah.

Angin divergen ini memang bisa muncul saat musim hujan sehingga bisa dianggap normal atau wajar.

"(Dalam kasus ini) daerah tersebut berada di perairan sebelah selatan Jawa, di mana sekarang ini terlihat adanya daerah tekanan tinggi (hight pressure). Hight pressure ini yang menyebabkan angin divergen bertiup di sekitar DIY sehingga cuaca cenderung cerah," ujarnya.

Baca juga: Waspada Banjir dan Longsor hingga Esok Hari, Ini Daftar Wilayahnya

Terkait potensi hujan di Jakarta dan daerah-daerah lain yang tampak kebalikan dengan Yogyakarta, Reni berkata bahwa itu disebabkan oleh adanya pusaran angin Edy di perairan sebelah barat Sumatera dan perairan sebelah barat dari Jawa Barat.

"Edy ini tempat mengumpulnya angin dan banyak membawa massa uap air sehingga mengakibatkan potensi hujan," katanya

Untungnya, cuaca panas di Yogyakarta tidak akan bertahan lama. Reni memperkirakan bahwa dalam dua sampai tiga hari ke depan, Daerah Istimewa Yogyakarta akan mulai berpotensi hujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau