Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Punya Keturunan Usai Menikah? Mungkin Ini Penyebabnya

Kompas.com - 12/01/2020, 18:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Infertilitas atau ketidaksuburan yang menyebabkan kemandulan, masih menjadi permasalahan yang banyak dihadapi oleh pasangan suami-istri yang telah menikah.

Satu dari tujuh pasangan suami istri di dunia mengalami infertilitas, baik infertilitas primer maupun infertilitas sekunder. Hal ini tidak hanya terjadi pada wanita, tetapi juga pria.

Dijelaskan oleh Dokter spesialis akupuntur medik RS Pondok Indah, dr Handaya Dipanegara MKes SpAK, bahwa saat ini, kasus infertilitas menjadi masalah kompleks di bidang kesehatan reproduksi.

Ketidaksuburan setidaknya dapat dilihat dalam kurun waktu minimal satu tahun, melakukan hubungan intim secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi apapun, tetapi belum berhasil mendapatkan kehamilan dan memiliki keturunan.

Baca juga: Nyeri Berlebih saat Haid? Waspada Endometriosis, Si Pemicu Susah Hamil

Menurut penelitian, sekitar 40-50 persen infertilitas disebabkan oleh faktor yang berasal dari istri, 25-40 persen dari suami, 10 persen karena faktor keduanya, dan 10 persennya lagi tidak diketahui penyebabnya (idiopatik).

"Penanganan infertilitas pada pasangan suami istri harus selalu disesuaikan dengan penyebabnya," kata Handaya.

Lantas, apa yang menyebabkan infertilitas?

Penyebab infertilitas pada wanita:

  • Gangguan ovulasi (pelepasan sel telur)
  • Endometriosis (tumbuhnya lapisan dalam rahim di luar rahim)
  • Oklusi tuba falopi (penyumbatan saluran telur)
  • Vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) sehingga lapisan rahim kekurangan aliran darah
  • Faktor hormonal
  • Menopause dini

Penyebab infertilitas pada pria:

  • Berkurangnya jumlah produksi sperma
  • Adanya sumbatan pada sistem pengeluaran sperma
  • Terbentuknya antibodi terhadap sperma
  • Kelainan genetik
  • Gangguan hormonal
  • Impotensi
  • Varikokel
  • Pengaruh radiasi atau obat

Baca juga: Hamil Lebih dari 42 Minggu, Apa Dampaknya?

Pasangan yang merasa memiliki gangguan infertilitas, kata Handaya, sebaiknya berdiskusi lebih lanjut dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan sebelum menentukan terapi penanganan gangguan kesuburan yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com