KOMPAS.com - Saat bencana seperti banjir di Jabodetabek saat ini, makanan menjadi hal yang paling dibutuhkan para korban.
Pada umumnya bantuan yang diberikan kepada para pengungsi ialah berupa mie instan, roti, atau susu. Apakah jenis makanan tersebut cukup gizi untuk pengungsi?
Ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen MHum mengatakan bahwa tiga serangkai (mie instan, susu, dan roti) sebetulnya harus dihindari. Ketiganya tidak cukup memenuhi nutrisi para pengungsi.
"Jika buat 'ganjel', namanya makanan darurat ya enggak cukup (memenuhi nutrisi pengungsi)," kata dr Tan kepada Kompas.com, Jumat (3/1/2020).
Baca juga: Ahli Gizi Imbau Relawan Perhatikan Keamanan Pangan Pengungsi
Makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh pengungsi adalah makanan yang sama seperti dikonsumsi saat situasi normal.
"Ya, bedanya relawan yang memfasilitasi (penyediaan makanan itu)," ujarnya.
Seharusnya, kata dr Tan, dapur umum dan dapur PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak) wajib didirikan enam jam segera setelah evakuasi.
Tan menyebutkan, sumbangsih di wilayah pengungsi yang sudah ada dapur umum bisa berupa bahan-bahan berikut.
- Beras
- Telur
- Garam
- Lada
- Bumbu dapur (kunyit, jahe, lengkuas, daun salam, kemiri, ketumbar, sereh)
- Peralatan masak darurat (kompor, wajan besar, panci besar, ciduk atau sendok besar, gas untuk masak)
- Sayuran yang bertahan lama (buncis, jagung, kentang, wortel)