KOMPAS.com - Maraknya kemunculan ular kobra di pemukiman, bukan cuma karena sedang musim menetas. Hilangnya predator alami ular juga ikut berperan meningkatkan populasi ular.
Dilansir LIPI, secara ekologi ular kobra termasuk spesies yang mempunyai daya bertahan hidup yang tinggi.
Walaupun lahan bagi populasi kobra semakin menyempit, ular kobra masih mampu bertahan di lingkungan urban atau semi urban.
Kondisi ini berbeda dengan yang dialami oleh predator kobra.
Baca juga: Teror Ular Kobra, Salah Satu Pemicunya Predator Alami Hilang
Secara alami, biawak air (Varanus salvator), garangan (Herpestes javanicus), dan elang ular bido (Spilornis cheela) adalah predator anakan kobra yang mampu mengontrol populasi kobra.
Namun, populasi predator alami tersebut sudah mulai langka, disebabkan karena seringnya diburu oleh manusia.
Langkanya predator-predator tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Mengembalikan populasi predator alami dari ular merupakan tindakan yang penting agar tercapai keseimbangan ekosistem.
Lantas, apa saja predator alami anakan ular kobra?
1. Biawak air (Varanus salvator)
Biawak air merupakan predator anakan kobra yang mampu mengontrol populasi kobra. Namun, biawak air saat ini sudah mulai langka di alam.
Biawak air dikenal dengan berbagai nama, seperti bajul, biawak air Malaya, biawak air Asia, biawak air biasa, biawak bergaris ganda, kadal sawah, dan kadal bercincin.
Menurut situs resmi Institut Pertanian Bogor (IPB) repository.ipb.ac.id, biawak air merupakan salah satu jenis kadal terbesar yang panjangnya bisa mencapai lebih dari 1,5-2 meter dan berat mencapai 19 kilogram.
Spesimen-spesimen yang sering ditemui rata-rata memilikipanjang tidak lebih dari 1.5 meter dan berat hanya sekitar 4 sampai 6 kg.
Habitat biawak air biasanya dekat dengan sumber air seperti tepi sungai, tepi danau, rawa, hutan mangrove, atau pulau.
Kondisi lingkungan habitat biawak air umumnya panas atau lembab dengan suhu lingkungan pada siang hari 29-30 derajat Celsius dan 26-28 derajat Celsius pada malam hari.