KOMPAS.com - Penyakit kronis berdampak pada fisik dan pikiran. Selain mengalami rasa sakit pada tubuh, pasien penyakit kronis juga bisa mengalami depresi.
Depresi yang dialami pasien penyakit kronis bukan hanya dipicu oleh perasaan sedih. Hal yang paling melelahkan dalam berjuang melawan penyakit adalah rasa malu.
Hubungan antara penyakit kronis dan rasa malu dijelaskan dalam studi terbaru yang terbit di jurnal Clinical Psychology & Psychotherapy.
Para ilmuwan dari University of Coimbra di Portugal yang terlibat dalam studi ini menemukan, pasien penyakit kronis memiliki perasaan malu atau minder karena khawatir tentang persepsi publik.
Baca juga: Ahli Temukan 35 Gen yang Sebabkan Penyakit Ginjal Kronis
Dikutip dari Mother Nature Network, rasa malu berasal dari kekhawatiran pasien terhadap persepsi publik dan rasa takut akan belas kasih yang diberikan oleh orang-orang disekitar tentang penyakit kronis yang dideritanya.
Buruknya, rasa malu itu juga yang memicu untuk orang dengan penyakit kronis akan sulit melakukan interaksi sosial.
Menurut Katie WIllard Virant dalam Psychology Today, kebanyakan orang mengalami rasa malu karena penyakit kronis yang dideritanya seolah tampak lebih menonjol di lingkungan sekitarnya.
Hal itu dikarenakan para pasien merasa ada yang berbeda dengan penampilan fisik mereka dan kebutuhan khususnya, bahkan tidak jarang ada yang harus bergantung dengan bantuan teman dan keluarga.
Tidak jarang pula, bagi sebagian orang, penyakit kronis terasa seperti cap negatif di dahi penderita. Oleh sebab itulah para penderita menghindari melakukan interaksi sosial sama sekali karena merasa malu.
Penderita penyakit kronis juga lebih sensitif terhadap bantuan atau pertolongan orang lain, baik teman ataupun keluarga.
Alhasil, bantuan orang lain dianggapnya sebagai belas kasihan sdan itu membuat penderita penyakit kronis menjadi lebih terbebani. Hal tersebut karena merasa dirinya menyedihkan, sehingga perlu dikasihani.
Baca juga: Menyelisik Fakta Kanker Paru, Salah Satu Penyakit Mengerikan di Dunia
Karena rasa bersalah dan cemas ini, mereka cenderung menutup diri untuk berbincang atau menceritakan tentang keluhan atas penyakit yang mereka derita.
Tidak hanya itu, pada kondisi buruknya sisi emosional yang mereka alami justru cenderung semakin menambah rasa malunya.
Pada prinsipnya sebuah penyakit yang diderita harus diketahui dahulu apa penyebabnya, agar dapat diketahui obat yang tepat. Nah, hal ini juga sama berlaku dengan rasa malu terkait penyakit kronis tersebut.
Seharusnya, kata Presiden Girls With Guts, Alicia Aiello, mereka yang menderita penyakit kronis tersebut dapat membiarkan orang lain tahu apa yang terjadi.