Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Serangan Jantung Mendadak seperti Dialami Cecep Reza "Bombom"

Kompas.com - 20/11/2019, 13:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Mantan aktor cilik Cecep Reza (31), atau yang lebih dikenal sebagai Bombom dalam serial Bidadari, menghembuskan napas terakhir pada Selasa (19/11/2019).

Sejauh ini meninggalnya Cecep Reza diduga serangan jantung, karena yang diketahui istrinya yang bernama Reta hanya tidur saja.

Dari apa yang dialami Cecep Reza, muncul pertanyaan dari masyarakat, apakah ada serangan jantung yang tidak menunjukkan tanda-tanda dan hanya terjadi dalam hitungan detik?

Menjawab pertanyaan ini, Kompas.com menghubungi Dr dr Antonia Anna Lukito, SpJP(K), FIHA FSCAI, FAPSIC, dari Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI) dan Pokja Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).

Baca juga: Fakta Cecep Reza Tutup Usia: Meninggal Saat Tidur, Pasang Ring Jantung, Lelah Main Sinetron

Dokter Antonia menjelaskan, dalam beberapa kasus memang ada serangan jantung yang terjadi mendadak, dalam waktu singkat, dan sulit tertolong.

"Itu namanya yang dialami oleh almarhum adalah kematian jantung mendadak," ungkap Antonia dihubungi Kompas.com, Rabu (20/11/2019).

Antonia melanjutkan, pada sebagian kecil kasus kematian jantung mendadak memang tidak memiliki gejala apapun.

"Pada umumnya, kasus kematian jantung mendadak, disebabkan oleh gangguan irama jantung yang mendadak konslet," imbuh dia.

Irama jantung mendadak konslet maksudnya detak jantung seseorang tiba-tiba sangat cepat, yakni bisa berdetak 150 sampai 200 kali per menit. Padahal normalnya, jantung kita berdetak 60 sampai 80 kali per menit.

"Terlalu cepat sehingga jantung tidak memompa dengan efektif. Saat denyut jantung berdetak cepat sekali, itu membuat darah yang dikeluarkan tidak banyak," kata Antonia.

"Karena kan jantung harus isi darah, buang, isi, buang. Nah kalau denyutnya sangat cepat, dia (jantung) tidak sempat mengisi (darah), jadi enggak ada yang dibuang," imbuhnya.

Hal ini seperti denyut terus berkepak, tetapi tidak dapat mengisi dan menyalurkan darah ke seluruh organ tubuh, tak terkecuali otak.

Antonia menjelaskan, ketika otak tidak mendapat darah dalam waktu empat menit, maka seseorang akan langsung tidak sadarkan diri.

"Tidak sadar dan tidak ditolong dengan cepat, namanya sudah mati batang otaknya," ungkap Antonia.

Bisa terjadi di mana saja

Kejadian serangan jantung mendadak pun hanya terjadi dalam hitungan detik sampai menit saja.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau