Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2019, 17:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Jumat menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu sekaligus dikeluhkan oleh para pekerja.

Ditunggu-tunggu karena besok waktunya libur; dikeluhkan karena macetnya yang sudah jadi kebiasaan saban minggu, apalagi ketika jam pulang kerja.

Namun, lain halnya dengan manusia, semut tidak pernah mengalami macet bahkan ketika jalanan yang dilaluinya jauh lebih padat daripada jalanan ibukota di hari Jumat.

Makhluk kecil ini bisa mengikuti jalan feromonnya yang sempit dan dua arah, sambilmenjaga arus agar tetap lancar. Apa rahasianya?

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal eLife mengungkapnya setelah melakukan 170 kali eksperimen dengan semut argentina (Linepithema humile).

Baca juga: Peneliti Temukan Semut Tergesit, Melangkah 10 Kali Lebih Cepat dari Usain Bolt

Semut diamati pergerakannya di berbagai ukuran jembatan dari sarang ke sumber makanan.

Ada tiga jembatan yang diuji. Lebar 5 milimeter (mm), 10 mm dan 20 mm. Jembatan dilalui 400-25.600 ekor semut.

Data yang dikumpulkan oleh para peneliti termasuk aliran semut, kecepatan mereka dan jumlah tabrakan yang terjadi.

Hasilnya sangat mengejutkan, semut nyaris mustahil mengalami kemacetan, apalagi tabrakan.

Semut sama sekali tidak melambat ketika kepadatan jalan mencapai 80 persen. Baru ketika kepadatan bertambah di atas itu, semut akan menilai dan mengatur kecepatannya agar arus tidak perlu berhenti.

Baca juga: Selain Semut Charlie Alias Tomcat, Inilah 7 Serangga Paling Berbahaya

Ini jelas kebalikan dengan manusia yang akan melambat begitu kepadatan jalanan mencapai 40 persen kapasitasnya, bahkan saat manusia hanya berjalan kaki.

Menurut para peneliti, semut bisa melakukan hal ini karena dua hal sederhana, yaitu tidak egois dan mampu menahan diri.

Semut meregulasi kecepatannya sendiri. Ketika jalanan agak padat, mereka akan mempercepat diri hingga arus atau kapasitas maksimum jalanan tercapai.

Sebaliknya, ketika jalanan terlalu padat, semut yang ada di belakang akan melambatkan diri, dan yang masih berada di sumber makanan atau sarang bahkan tidak masuk ke jalanan.

Para peneliti pun menulis, kemacetan selalu terjadi di kalangan manusia, di mana setiap individu hanya mengejar tujuan pribadinya.

"Sebaliknya, semut berbagai tujuan yang sama: keselamatan koloni, sehingga mereka pun bertindak secara kooperatif untuk mengoptimisasikan hasil makanan," tulis mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com