Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Planet Sembilan yang Misterius Diduga Bukan Planet, tetapi Lubang Hitam

Kompas.com - 02/10/2019, 20:04 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Science,CNET

KOMPAS.com - Salah satu misteri astronomi terbesar yang membingungkan para peneliti adalah keberadaan Planet Sembilan.

Planet Sembilan merupakan hipotesis para peneliti usai mengamati pola pengumpulan asteroid dan komet yang lebih jauh daripada Neptunus. Pola asteroid dan komet-komet ini begitu unik seakan-akan sedang dituntun oleh planet raksasa.

Jika benar-benar ada, Planet Sembilan diduga berukuran setidaknya lima kali Bumi dan mengorbit Matahari dengan jarak 250 kali jarak Bumi ke Matahari. Jarak yang luar biasa jauh inilah, yang menurut para peneliti, membuatnya susah diamati dari Bumi.

Namun, sebuah teori baru dengan berani mengungkapkan bahwa Planet Sembilan mungkin bukan planet, melainkan sebuah lubang hitam purba atau primordial black hole.

Baca juga: Astronom Temukan Planet Raksasa yang Harusnya Tak Pernah Ada

Untuk diketahui, menurut hipotesisnya, lubang hitam purba merupakan lubang hitam yang terbentuk setelah Big Bang atau Ledakan Dahsyat. Ukurannya lebih kecil daripada lubang hitam kebanyakan.

Bahkan, menurut spekulasi penulis studi fisikawan James Unwin dan Jakub Scholtz, lubang hitam yang selama ini dikira Planet Sembilan berukuran seperti bola bowling sehingga sangat sulit untuk dilihat dari Bumi.

Teori baru ini pun mengubah cara para astronom mencari Planet Sembilan.

Pasalnya, jika objek yang dicari berukuran 5-15 kali Bumi, maka para astronom "hanya" perlu mencari anomali cahaya yang membengkok di sekitar ruang gravitasi objek ketika objek tersebut bergerak melalui bintang pada orbitnya.

Namun, jika objek tersebut adalah lubang hitam, maka yang harus dicari adalah cincin materi gelap yang bisa mencapai radius 1 miliar kilometer. Interaksi dari partikel materi gelap ini akan melepaskan sinar gamma yang memberitahukan keberadaan objek tersebut.

Untuk membuktikan hipotesis mereka, fisikawan James Unwin dan Jakub Scholtz akan mulai menyisir data yang tersedia dari Fermi Gamma-ray Space Telescope. Mereka secara khusus mencari kilatan gamma ray yang pelan-pelan bergerak di langit mengikuti gerakan Planet Sembilan bila dilihat dari Bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau