KOMPAS.com - Indonesia berduka kehilangan sosok bapak teknologi bangsa, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie. Sosok yang menginspirasi dengan inovasi pesawat, kecerdasan, kepemimpinan, dan juga kasih cintanya yang tulus terhadap bangsa dan terutama istri tercintanya, Hasri Ainun Besari.
Habibie meninggal di usia 83 tahun pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto karena sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi, salah satunya jantung.
Banyak sekali hal yang bisa dicontoh dan menjadi inspirasi kita semua dari Habibie.
Meski banyak sanjungan dan pujian, Habibie selalu rendah hati dan tampil sederhana. Dia merupakan putra ibu pertiwi dengan segudang kejeniusan yang selalu membicarakan Indonesia dengan mata berbinar.
Kompas.com telah merangkum sejumlah topik yang diungkapkan Eyang - sapaan hangat Habibie - semasa hidup untuk masyarakat Indonesia.
Baca juga: Habibie Wafat, tapi Mr Crack dan Teorinya akan Terus Hidup di Dunia
1. Soal dirinya yang disebut jenius
"Saya rasa biasa saja seperti yang lain. Saya rasa, saya bedanya mau tahu banyak dan berusaha tahu. Bahwa digolongkan jenius, saya bilang 'Itu tidak penting.' Yang penting adalah bahwa kita sebagai manusia, benar-benar mau konsentrasi, mau mencari penyelesaian dari sesuatu yang kita hadapi,"- Mata Najwa Spesial: Cinta Habibie, 27 Juni 2016 di MetroTVNews.
"Saya yakin anda lebih baik dari Pak Habibie," kata Habibie Senin malam (6/1/2017).
2. Soal ilmu pengetahuan (iptek) tanpa iman dan taqwa (imtaq)
"Orang yang hebat imtaqnya tapi tidak tahu iptek, dia tidak akan mampu menolong dirinya sendiri. Sebaliknya, orang yang ipteknya saja tetapi tanpa imtaq, bahaya, dia akan halalkan semua cara. Makanya saya selalu mengatakan dalam pendidikan dan kebudayaan harus serentak pelaksanaannya,"- kuliah umum Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXI Lemhannas RI dengan tema 'Peran Pengembangan dan Penerapan Teknologi Berlandaskan Pancasila Demi Peningkatan Ketahanan Nasional di kediamannya, Rabu (27/9/2017).
3. Selalu tidur empat jam, selebihnya menyerap lingkungan dengan pertanyaan
"Saya dari lahir, cuma butuh tidur empat jam, selebihnya yang dua puluh jam, panca indera saya menyerap lingkungan sekitar dan bertanya-tanya," kata Habibie dalam peluncuran buku biografinya pada 12 Oktober 2015 lalu, dikutip dari Antara/Rappler.com.
"Mungkin karena panca indera saya sangat aktif itulah saat kecil saya sudah mulai bertanya-tanya dan kalau tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan saya menangis." - Antara/Rappler.com, Oktober 2015.
4. Tentang cita-cita
"Saya tidak pernah bermimpi. Karena kalau mimpi, biasanya ya cuma berakhir jadi mimpi-mimpi aja dan tidak bangun-bangun. Saya lebih memilih bercita-cita". -Antara/Rappler.com, Oktober 2015 pada peluncuran buku biografinya BJ Habibie.