Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Darurat Polusi Udara, Studi Ungkap Hubungannya dengan Gangguan Mental

Kompas.com - 28/08/2019, 12:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Jakarta masih menjadi kota dengan kualitas udara tidak sehat berdasar situs penyedia data polusi udara www.airvisual.com. Namun, Bekasi, Jawa Barat kualitas udaranya jauh lebih buruk ketimbang Jakarta pagi ini.

Data AirVisual pada 8.30 WIB menunjukkan kualitas udara kedua kota ditandai warna merah alias tidak sehat.

Kualitas udara di Jakarta menempati angka 170 dan Bekasi di angka 186.

Sementara itu, jika dibandingan dengan kota besar dunia lainnya, Jakarta adalah kota dengan kualitas udara terburuk.

Baca juga: Polusi Udara Bisa Memicu Diabetes, Berikut Penjelasannya

Jakarta ada di atas Lahore, Pakistan (168) dan Kabul, Afghanistan (167).

Berkaitan dengan buruknya kualitas udara di Jakarta, beberapa warganet mengaku sudah mulai merasakan dampak kesehatannya.

Polusi udara memang terbukti ambil bagian dalam masalah kesehatan paru-paru, gangguan emosi, kecerdasan berpikir, dan gangguan tumbuh kembang pada anak-anak.

Selain semua dampak negatif itu, penelitian teranyar membuktikan polusi udara berhubungan dengan gangguan jiwa atau kesehatan mental.

Polusi udara berhubungan dengan kesehatan mental

Kesimpulan ini didapat para ahli dari Universitas Chicago sevelah menganalisis data jangka panjang dari Amerika Serikat dan Denmark.

Menurut studi yang terbit di jurnal PLOS Biology, polusi udara benar dapat meningkatkan depresi dan gangguan bipolar pada penduduk di kedua negara.

"Studi kami menunjukkan, tinggal di daerah tercemar, terutama sejak awal kehidupan, akan memicu risiko gangguan mental," ungkap ahli biologi komputasi Atif Khan, dilansir dari situs Study Finds, Senin (26/8/2019).

"Butuh lebih banyak studi untuk menggali dampak kualitas udara di suatu lingkungan dan kontribusinya terhadap gangguan neurologis dan kejiwaan," imbuh Atif Khan.

Memang, faktor lingkungan seperti polusi udara bukan satu-satunya pemicu seseorang menderita penyakit mental kronis seperti skizofrenia.

Namun, banyak ahli sudah berteori bahwa kondisi lingkungan tempat tinggal berperan penting terhadap tingkat keparahan dan waktu munculnya perkembangan gangguan mental.

Skizofrenia merupakan penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir. Orang dengan skizofrenia tidak bisa membedakan mana khayalan dan kenyataan.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau