KOMPAS.com - Lumba-lumba hidung botol terkenal sebagai spesies penuh perhatian dan fleksibel dengan keturunannya.
Namun, curahan perhatian itu tak hanya terjadi pada satu garis keturunan atau antar spesies. Para ilmuwan menemukan, lumba-lumba hidung botol juga merawat spesies lain sama seperti anak kandungnya sendiri.
Selama lebih dari tiga tahun ilmuwan dari Polinesia, Perancis melacak perilaku lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) merawat anakan paus berkepala melon (Peponocephala electra), sama seperti membesarkan anak kandungnya.
Fenomena unik ini adalah yang pertama terdokumentasi, dan ini merupakan contoh kedua adopsi lintas genus di alam liar. Kasus lain dilaporkan pada 2006, ketika para primatolog melihat ibu monyet capuchin membesarkan bayi marmoset, spesies monyet endemik barat hutan hujan Amazon di Amerika Selatan.
Baca juga: Terdampar, Bayi Lumba-lumba di Florida Telan Plastik dan Balon
Menurut ahli, monyet capuchin merawat monyet marmoset mungkin lebih mudah dibanding lumba-lumba hidung botol yang baru saja melahirkan bayi sekaligus merawat anak paus. Ini adalah kendala besar bagi induk lumba-lumba botol dan anak kandungnya.
"Seekor induk hiu yang merawat anak kandungnya dan juga bayi dari spesies berbeda adalah hal yang sulit dilakukan sekaligus mengejutkan," ungkap peneliti utama Pamela Carzon, yang bekerja di Groupe d'Etude des Mammifères Marins (GEMM ) di Tiputa, Polinesia Prancis, dilansir Science Alert, Jumat (2/8/2019).
"Bayi mamalia laut kedua berjenis kelamin jantan. Dia memiliki badan ramping, kepala bundar dan rostrum tumpul, sirip dada runcing, pigmentasi gelap, dan ada pola putih di antara tenggorokan dan daerah urogenital. Semua karakteristik morfologis ini milik paus berkepala melon," tulis ahli dalam laporan mereka yang terbit di jurnal Ethology.
Setahun kemudian, para ahli menangkap bagaimana bayi paus menyusu ibu angkatnya dan berenang dalam posisi bayi berada di bawah.
Dalam beberapa kesempatan, bayi paus terekam mendorong saudara tiri lumba-lumba agar menjauhi perut ibu angkatnya.
Antara tahun 2015 sampai 2016, anak lumba-lumba biologis menghilang. Tak ada yang bisa memastikan kenapa anak lumba-lumba pergi.
Para ahli menduga, hal ini terkait dengan persaingan saudara tirinya, si paus kepala melon, yang membuat perhatian induknya berkurang.
Sementara itu, adopsi yang dilakukan lumba-lumba diduga disebabkan oleh sifat alaminya yang memang penuh perhatian.
Baca juga: Peneliti Rekam Percakapan Lumba-lumba Antisosial Misterius di Brasil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.