KOMPAS.com - Meletusnya Gunung Tangkuban Parahu pada pukul 15.48 WIB kemarin sore (26/7/2019), sontak membuat masyarakat panik.
Banyak yang mencoba mencari informasi, apa yang sebenarnya terjadi dengan Tangkuban Parahu. Portal-portal media dan situs terpercaya seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di media sosial menjadi rujukan.
Namun yang menarik, tak sedikit warganet yang masih mencari kehadiran sosok Sutopo Purwo Nugroho, Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang tutup usia Minggu (7/7/2019) lalu.
Baca juga: Tangkuban Parahu Erupsi, Hingga Saat Ini Masih di Level I Normal
Salah satunya akun Twitter @athya_ mengomentari kicauan PVMBG-CVGHM yang menginformasikan erupsi gunung Tangkuban Parahu kemarin sore.
"Don't we miss Mr. Sutopo in times like this? He'll explain this matter with easiest language as possible," tulis @athya_ dalam akunnya.
Don't we miss Mr. Sutopo in times like this? He'll explain this matter with easiest language as possible. https://t.co/0xi8zTwG30
— Ath. (@athya_) July 26, 2019
Semasa hidup, Sutopo memang dikenal sebagai ujung tombak pemberitaan bencana di tanah air. Di tengah sakit, Sutopo tetap menggelar konferensi pers untuk mengabarkan dan mengklarifikasi bencana.
Dalam sebuah kesempatan wawancara, Sutopo pernah berkata kanker paru-paru tak akan menghalangi tugasnya menyampaikan kabar bencana agar bisa mudah dimengerti kaum awam.
Apa yang dilakukan Sutopo tak hanya menjadi inspirasi warganet, tapi juga para ahli seprofesi dan cendekiawan lain.
Pada hari Sutopo berpulang, ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung, Irwan Meilano berkata kepada Kompas.com bahwa Sutopo adalah sosok yang menginspirasinya dalam mengolah informasi kebencanaan dara data ahli ke bahasa awam agar mudah dipahami publik.
Tak sekadar support sesama ahli. Menurut Irwan, Sutopo juga membantu komunikasi kebencanaan dari peneliti kepada masyarakat.