Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal “Ploonet”, Bulan yang Menolak Jati Diri dan Malah Jadi Planet

Kompas.com - 13/07/2019, 19:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber New Atlas

KOMPAS.com – Anda pasti sudah kenal dengan planet dan bulan. Namun, bagaimana dengan ploonet, gabungan dari keduanya?

Para astronom dari Australia dan Kolombia baru saja memperkenalkan “ploonet”, obyek hipotetis yang mengawali hidupnya sebagai bulan yang mengorbit planet raksasa, tetapi kemudian terlempar keluar dari orbit dan menjadi planet sendiri.

Walau terdengar aneh, bisa jadi ploonet merupakan jawaban dari misteri yang membingungkan para astronom selama ini.

Pasalnya, para astronom telah berhasil menemukan 4.000 exoplanet atau planet di luar tata surya kita, tetapi sejauh ini belum ada exomoon atau bulan di luar tata surya yang terdeteksi secara langsung.

Baca juga: Gambar Thermal Ungkap Wujud Cincin Planet Uranus yang Tak Kasat Mata

Padahal, bila melihat tata surya kita sebagai perbandingan, seharusnya ada banyak exoplanet yang memiliki bulannya sendiri.

Nah, untuk mencari jawaban dari teka-teki inilah, para astronom pun membuat sebuah permodelan exomoon yang mengorbit di sekitar Jupiter Panas. Untuk diketahui, Jupiter panas merupakan exoplanet paling umum. Mereka berupa gas yang berukuran raksasa seperti Jupiter.

Rupanya, permodelan menunjukkan bahwa exomoon berukuran besar yang berada di sekitar Jupiter Panas bisa melepaskan dirinya dari gravitasi planet induk mereka.

Setelah terlepas, sebagian diprediksi menabrak planet induk atau bintang, sedangkan setengah lainnya diprediksi selamat dan malah bergerak sendiri sebagai embrio planet atau planet. Mereka inilah yang disebut ploonet.

Jaime Alvarado-Montes, salah satu peneliti, bahwa berkata bahwa ploonet mungkin punya orbit sendiri yang tidak biasa.

Sayangnya, ploonet tidak berumur panjang. Para peneliti menduga bahwa mereka hancur beberapa ratus juta tahun setelah terlepas dari orbit planet induk. Itulah sebabnya, ploonet sulit untuk ditemukan.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan secara online melalui arXiv.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com