KOMPAS.com - Banyak fenomena langka ditemukan di kawasan tak terduga. Misalnya saja, lukisan kuno berusia 8.000 tahun yang belum lama ini diungkap para ahli Afrika Selatan di kawah Vredefort.
Kawah Vredefort merupakan kawah terbesar Bumi dengan diameter lebih dari 300 kilometer. Kawah ini sudah ada sejak dua miliar tahun lalu akibat tabrakan asteroid raksasa.
Selama ini penelitian tentang kawah Vredefort hanya berfokus pada pengkajian material dan struktur kawah. Namun, bagian lain termasuk Granophyre Dykes, struktur panjang dan sempit yang panjangnya hampir mencapai 10 kilometer dengan lebar lima meter, jarang dikulik.
Selagi para ahli menyelidiki formasi batuan di Granophyre Dykes, mereka justru menemukan satu set ukiran kuno yang sejauh ini tidak pernah diketahui keberadaannya oleh para arkeolog.
Baca juga: Ahli Temukan Jejak Pengisapan Ganja Paling Awal, Berusia 2.500 Tahun
Matthew Huber dari Universitas Free State di Afrika Selatan mengaku, para ahli geologi yang bekerja di kawah Vredefort sudah melihat gambar kuno itu sejak lama.
"Begitu kami tahu bahwa ahli arkeologi dan antropologi tidak mengetahui tentang situs ini, kami segera menghubungi mereka," ujar Huber dilansir Newsweek, Kamis (13/6/2019).
Beberapa gambar hewan menyerupai kuda nil, kuda, dan badak diprediksi berusia 8.000 tahun. Gambar ini dibuat oleh Khoi-San atau dikenal sebagai masyarakat pertama di Afrika Selatan.
"Daerah sekitar tanggul Granophyre Dykes dipenuhi artefak dan ukiran milik orang Khoi-San. Ini jelas menandakan mereka (orang Khoi-San) juga mengakui pentingnya situs ini, terutama untuk kegiatan spiritual mereka. Lewat studi antropologis, kami ingin mengungkap bagaimana ritual itu memengaruhi kehidupan orang Khoi-San," ungkap Huber.
Arkeolog Shiona Moodley dan Jens Kriek mengamati keberadaan satu tanggul yang menyerupai Ular Hujan, salah satu dewa terpenting di masa itu.
Moodley dan Kriek mencatat, orang Khoi-San percaya bahwa alam semesta dibagi menjadi tiga tingkatan.
Pada tingkat teratas ditempati dewa dan jiwa orang meninggal, tengah adalah dunia material, dan tingkat paling bawah berisi orang mati dan dukun.
Sementara ular ada di ketiga tingkatan dan mereka dianggap sebagai "makhluk hujan".
Baca juga: Nenek Moyang Kita Jadi Kanibal 1 Juta Tahun Lalu, Ini Alasannya
Dalam laporan temuan ini, ahli mengatakan bahwa Kaggen merupakan dewa tertinggi IXam yang dapat berubah wujud menjadi ular.
"Dalam bentuk ular, ia memiliki kekuatan untuk membuat pemukiman banjir. Jika seseorang ingin menjadi dukun, ia harus terjun ke kolam yang dalam dan keluar dengan ular besar. Jika ular itu tidak melawan ketika muncul dari dalam air, maka dia ditakdirkan menjadi dukun. Dia kemudian harus membunuhnya dan melakukan tarian dengan mengikatkan kulit ular di dahinya dan tubuh ular lainnya menjuntai di belakangnya," tutup laporan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.