KOMPAS.com - Bepergian jauh selama kehamilan adalah kekhawatiran bagi banyak wanita, termasuk untuk pergi mudik Lebaran. Namun, mudik saat hamil bisa dilakukan dengan aman, selama Anda melakukan persiapan yang tepat.
Beberapa wanita mungkin memilih untuk tidak melakukan perjalanan jauh ketika usia kandungan masih dalam 12 minggu pertama alias trimester pertama karena rasa mual, mudah lelah, atau sering mengalami morning sickness. Risiko keguguran juga lebih tinggi dalam tiga bulan pertama.
Sementara, mudik lebaran di trimester ketiga kehamilan bisa sangat melelahkan dan tidak nyaman. Jadi, lebih merasa aman melakukan mudik lebaran di trimester kedua kehamilan, yaitu di antara bulan keempat sampai keenam.
Berarti mudik saat hamil hanya boleh dilakukan di trimester kedua kehamilan?
Tidak juga, sebenarnya jika kehamilan Anda sehat dan tidak ada komplikasi, Anda merasa kuat, dan dokter kandungan Anda mengizinkan, Anda bisa mudik di usia kehamilan berapa pun. Namun, itu dilakukan selama Anda sudah mempersiapkan diri dengan baik.
Baca juga: Jelang Lebaran, Kenali 5 Penyakit yang Kerap Dialami Saat Mudik
Tips mudik saat hamil agar tetap sehat selama perjalanan
Dengan tindakan pencegahan yang tepat dan asuransi perjalanan, kebanyakan wanita dapat mudik dengan aman walau dalam keadaan hamil.
Ke mana pun Anda pergi, cari tahu fasilitas kesehatan apa yang ada di tempat tujuan jika Anda memerlukan perawatan medis yang mendesak.
Sebaiknya selalu membawa catatan medis bersalin Anda sehingga Anda dapat memberi dokter informasi yang relevan jika diperlukan.
Pastikan asuransi perjalanan Anda melindungi Anda untuk segala kemungkinan, seperti perawatan medis terkait kehamilan selama persalinan, kelahiran prematur atau kondisi lainnya yang terkait dengan kehamilan Anda.
Entah Anda naik mobil, bus, kereta api, atau pesawat, berikut beberapa tips umum mudik saat hamil yang perlu diperhatikan.
Mudik saat hamil dengan kereta api
Kalau perjalanan dengan kereta api cukup lama, siapkan bekal berbagai makanan sehat untuk di jalan atau untuk sahur dan buka puasa.
Anda juga bisa melakukan berbagai peregangan ringan selama perjalanan. Misalnya memutar-mutar bahu atau badan dan melakukan peregangan kaki. Peregangan kaki cukup mudah dilakukan, angkat kaki Anda dan tekuk ke arah perut kemudian luruskan ke depan (selonjor) lalu turunkan lagi. Ulangi pada kedua kaki selama beberapa kali.