KOMPAS.com - Kabar mengenai ditemukannya dua spesies burung baru di Sulawesi yang termuat dalam artikel Kompas.com berjudul "2 Spesies Burung Baru Ditemukan di Sulawesi, Ungkap Keunikan Evolusi" dan "LIPI: Temuan 2 Burung Baru Bukti Sulawesi Punya Sejarah Evolusi Unik" mendapat komentar dari warganet.
Kebanyakan netizen mengenali kedua burung tersebut sebagai jenis pleci. Karena mudah dikenali, warganet juga menyebut bahwa kedua burung tersebut bukanlah spesies baru dan sangat mudah ditemui di pasar burung wilayah tempat tinggal mereka.
Lalu, benarkah kedua spesies tersebut adalah burung pleci?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya jika kita mengenal dulu apa yang dimaksud dengan burung pleci.
Baca juga: 2 Spesies Burung Baru Ditemukan di Sulawesi, Ungkap Keunikan Evolusi
Menurut Mohammad Irham, peneliti ekologi dan sistematika burung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoneia (LIPI), pleci merupakan nama lokal yang merujuk kepada genus yang sama yaitu Zosterops.
"Nama pleci sendiri nampaknya berakar dari komunitas penghobi burung di Jawa yang akhirnya lebih sering dipakai," ujar Irham.
"Nama lokal atau daerah lain untuk genus Zosterops antara lain Siki nangka dan Esenangka Gunung (Sunda), Tomi-tomi (Buton), Lauelen dan Cilee (Duri, Melayu), Cui-cui, dll," imbuhnya.
Benar jenis pleci, tetapi...
Sebagai informasi, famili Zosteropidae (salah satunya genus Zosterops) merupakan burung kacamata. Nama itu disematkan karena bentuk warna bagian mata burung yang masuk dalam famili ini berbentuk seperti memakai kacamata.
"Indonesia memiliki 35 spesies dari famili tersebut, yang terdiri atas 7 genus. Genus Zosterops adalah genus dengan spesies paling banyak, yaitu 24 spesies," ujar Irham.
"Mayoritas kalangan umum hanya mengenali spesies-spesies tersebut sebagai pleci sehingga komentar tersebut tidak mengherankan. Apalagi jika hanya dilihat secara sekilas, penampakan morfologi secara umum hampir serupa satu sama lain," imbuhnya.
Dari pendapat Irham tersebut, bisa dikatakan bahwa dua burung yang disebut sebagai spesies baru itu memang termasuk dalam genus Zosterops atau kerap disebut pleci. Ini membuat komentar warganet menjadi masuk akal.
Meski demikian, spesies yang dilaporkan dalam Zoological Journal itu kemungkinan spesies berbeda.
Selain itu, Irham juga menanggapi tentang komentar warganet yang menyebut burung pleci sangat mudah ditemui di pasar burung. Peneliti LIPI itu menyampaikan keprihatinannya.
"Populasi di habitat alaminya sudah mulai berkurang karena banyak ditangkapi untuk dijual di pasar burung," kata Irham.