KOMPAS.com - Ahli bedah di Baltimore sukses melakukan transplantasi ginjal pertama dari pendonor yang dinyatakan positif HIV AIDS. Terobosan ini akan sangat membantu pengidap HIV yang membutuhkan organ dan mempersingkat waktu tunggu operasi.
Nina Martinez (35) dari Atlanta adalah pasien HIV yang mendobrak stigma bahwa ODHA juga bisa berbuat banyak untuk sesama manusia.
Nina pergi ke Universitas Johns Hopkins untuk menyumbangkan ginjalnya pada orang asing yang juga positif mengidap HIV.
"Banyak orang berkata pengidap HIV semestinya nampak sakit. Pemikiran ini yang akhirnya mendorong saya untuk membuktikan bahwa saya cukup sehat untuk menjadi pendonor," ujar Martinez kepada The Associated Press sebelum operasi hari Senin.
Baca juga: Kali Ketiga, Pasien Bebas HIV dengan Transplantasi Sumsum Tulang
"HIV di masa lalu adalah momok menakutkan, tapi sekarang virus ini bisa dikontrol dengan sangat baik bahkan orang dengan penyakit ini memiliki kesempatan untuk menyelamatkan nyawa orang lain," ujar Dr. Dorry Segev, ahli bedah Hopkins yang mendorong kebijakan HIV Organ Policy Equity (HOPE), UU yang mencabut larangan tentang transplantasi antar ODHA.
Melansir NBC News, Kamis (28/3/2019), tidak ada perhitungan tentang berapa banyak ODHA yang menunggu transplantasi organ.
Selama beberapa tahun terakhir, para dokter melakukan transplantasi organ untuk pengidap HIV dari ODHA yang sudah meninggal dunia.
Menurut United Network for Organ Sharing (UNOS), sejak 2016 ada 116 transplantasi ginjal dan hati dilakukan di AS.
Segev berkata, transplantasi ginjal yang dilakukan kemarin Senin dari dan untuk pengidap HIV adalah yang pertama di dunia.
Selama ini dokter ragu untuk mengizinkan ODHA menjadi donor hidup karena adanya kekhawatiran bahwa ginjal yang tersisa akan berisiko mengalami kerusakan karena virus atau obat.
Namun obat anti HIV terkini disebut lebih aman dan lebih efektif.
Tim Segev belum lama ini mempelajari kesehatan ginjal dari 40.000 ODHA dan menyimpulkan bahwa HIV yang terkontrol dengan baik dan pasien tidak memiliki penyakit yang dapat merusak ginjal seperti hipertensi akan tetap aman seperti pendonor tanpa HIV.
Baca juga: Harapan Baru, Pria London Berhasil Dibersihkan dari HIV
"Ada puluhan ribu ODHA yang berpotensi menjadi pendonor ginjal (di AS)," ujar Segev yang menyarankan beberapa rumah sakit untuk melakukan metode ini.
Dr. Niraj Desai, ahli bedah Hopkins yang merawat penerima mengatakan, ginjal dari donor hidup bisa bertahan lebih lama.
Jika banyak ODHA pada akhirnya mau menyumbangkan ginjalnya, hal ini akan membantu banyak pasien ODHA yang membutuhkan ginjal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.