Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Waktu Lebih Cepat Berlalu Seiring Bertambahnya Usia?

Kompas.com - 28/03/2019, 17:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com - Saat kita semakin tua, rasanya waktu lebih cepat berlalu. Hal ini sebenarnya lumrah dan ada alasan tersendiri di baliknya.

Adrian Bejan, profesor teknik mesin dari Universitas Duke mengatakan bahwa seiring bertambahnya umur, tubuh memproses informasi dari lingkungan lebih lambat.

Pada gilirannya, hal ini memungkinkan kita merekam lebih sedikit "gambar" dibanding saat masih muda. Hal inilah yang akhirnya membuat waktu terasa berjalan lebih cepat.

Adrian Bejan menambahkan, teori ini juga dapat menjelaskan mengapa ada hari-hari yang terasa lebih lama.

Baca juga: Halo Prof! Bolehkah Saya Bermain Basket pada Usia 58 Tahun?

Menurut Bejan, otak manusia tidak merasa melewati hari dalam jumlah waktu yang sama

"Ada sensasi yang disebut waktu pikiran dan waktu jam," kata Bejan dalam studinya yang terbit di jurnal European Review.

Dalam studinya, Bejan menjelaskan waktu pikiran terdiri dari serangkaian gambar atau pantulan lingkungan yang diumpan oleh rangsangan dari organ indra.

Dan seberapa sering kita mengalami saccades (di mana mata bergerak dengan cepat di antara dua titik), ukuran tubuh kita dan jalur dalam tubuh semuanya berubah seiring waktu.

Jaring saraf dan neuron tumbuh lebih besar dan lebih kompleks. Sinyal harus menembak di sepanjang jalur yang lebih lama dan lebih tua, membuatnya lebih sulit untuk diambil.

"Pikiran manusia merasakan waktu berubah ketika gambar-gambar yang dirasakan berubah. Masa kini berbeda dari masa lalu karena penglihatan mental telah berubah, bukan karena jam seseorang berdering. Hari-hari tampaknya lebih lama di masa muda Anda karena pikiran muda menerima lebih banyak gambar selama satu hari dari pikiran yang sama di usia tua," jelas Bejan seperti dilansir Newsweek, Senin (25/3/2019).

"Orang-orang sering kagum karena mengingat kenangan masa muda. Ini bukan karena kenangan itu lebih bermakna, tapi karena proses di otak," imbuhnya.

Bejan bukan ilmuwan pertama yang menyelidiki fenomena ini. Ahli biologi Amerika Robert B. Sothern, misalnya, telah mencatat faktor-faktor seperti detak jantung dan tekanan darah dan mencoba menebak lamanya satu menit lima kali sehari selama lebih dari 45 tahun.

Baca juga: Perdebatan Ahli tentang Wanita Tertua yang Meninggal di Usia 122 Tahun

 

Menurut BBC, percobaan anekdotalnya menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu tebakannya menjadi kurang akurat dan waktu tampak lebih cepat.

Claudia Hammond, penulis Time Warped: Unlocking the Mysteries of Time Perception, menulis di situs BBC bahwa semakin tua pengalaman baru yang dimiliki semakin sedikit dan lebih banyak rutinitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com