Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kita Sangat Suka Satu Jenis Makanan dan Benci yang Lain, Ini Alasannya

Kompas.com - 12/03/2019, 17:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com - Para ilmuwan percaya, ada sejumlah alasan yang dapat menjelaskan mengapa indra perasa kita suka memilih-milih makanan. Alasan itu bisa datang dari genetika sampai psikologi, selain evolusi biologi kita.

Berikut adalah penjelasannya satu per satu:

Terkait gen

Rasa dan bau adalah masalah pribadi masing-masing indivu dan yang bisa mempertanggungjawabkan ini adalah DNA kita.

Baca juga: Indonesia Kurang Gizi tapi Suka Buang-buang Makanan

Kode genetika kita membantu menentukan bagaimana otak memproses pesan indra. Ini artinya, setiap individu memiliki reaksi berbeda atas rasa makanan.

Pada 2004, ilmuwan Universitas California, AS menemukan reseptor olfaktori kita terletak di bagian genom yang lebih tinggi dari pada keragaman genetika pada umumnya.

Variasi ini kemungkinan membuat orang memiliki persepsi yang berbeda dan dapat membantu menjelaskan mengapa tidak semua orang menyukai atau membenci makanan yang sama.

Mekanisme pertahanan diri

Indra perasa kita pernah menjadi penyelamat kehidupan. Sebagian dari manusia pertama bumi harus mengembangkan cara untuk memilih makanan terbaik dan menghindari yang buruk.

Salah satu dampak yang bisa kita nikmati sampai sekarang adalah kemampuan mengetahui rasa pahit. Hal ini kemudian berkembang menjadi mekanisme pertahanan diri untuk menangkal masuknya racun dari tanaman.

Pada saat yang sama, rasa manis adalah simbol adanya sumber glukosa dan energi pada tanaman. Untuk diketahui, makanan yang mengandung glukosa sangat sulit didapat pada masa lalu dan bahan pangan ini dikaitkan dengan usaha mempertahankan kehidupan.

"Karena itulah rasa pahit kebanyakan tidak disukai," kata Nicholas, ahli rasa CSIRO, badan ilmu pengetahuan alam Australia.

Mungkin telah diputuskan sebelum kita lahir

Persepsi indra perasa juga ditentukan pikiran kita sendiri.

Para psikolog mengatakan kita kebanyakan belajar menyukai dan tidak menyukai makanan. Proses ini sudah dimulai bahkan saat periode kehamilan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com