KOMPAS.com - Populasi ikan paus bungkuk Australia telah pulih dari statusnya sebagai hewan yang nyaris punah akibat perburuan liar. Namun penelitian terbaru di Queensland memperingatkan populasi mamalia ini dalam waktu dekat akan kembali susut lantaran dampak perubahan iklim.
Penelitian yang dilakukan University of Queensland (UQ) telah memantau paus bungkuk yang bermigrasi melewati Pulau Stradbroke Utara di lepas pantai Brisbane dan di pantai selatan Queensland, selama periode 12 tahun.
Associate Professor Michael Noad mengatakan spesies ini telah pulih dengan cepat sejak perburuan komersial dihentikan pada tahun 1962 dengan rata-rata kenaikan 10,9 persen per tahun.
"Kabar baiknya adalah bahwa populasi paus bungkuk Australia telah pulih, tetapi kabar buruknya adalah bahwa paus ini tampaknya tidak menyadari hal itu," katanya.
Baca juga: Misterius, Paus Bungkuk 11 Meter Terdampar di Hutan Amazon
"Paus bungkuk Australia marak diburu hingga jumlahnya menjadi sangat, sangat rendah - bahkan hampir sepenuhnya musnah pada awal 1960-an - tetapi sejak kami memulai survei, populasi mamalia ini pada dasarnya telah berlipat ganda setiap tujuh tahun atau lebih," sambung Noad.
Dia menyebut, survei terakhir pada tahun 2015 menemukan bahwa populasi ikan paus bungkuk Australia ini pada dasarnya telah pulih kembali. Menurut perkiraan terbaik para peneliti, populasi saat ini sudah kembali seperti sebelum era perburuan paus tersebut pada 1950-an, yakni mencapai sekitar 25.000 ekor paus.
Kenaikan Populasi Picu Kehancuran
Meskipun ada kabar baik, Dr Noad khawatir spesies ini masih menghadapi banyak ancaman.
"Kami tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi kami khawatir bahwa populasinya mungkin sebenarnya melebihi daya dukung lingkungan untuk mempertahankan populasi tersebut, jadi kita mungkin akan melihat lonjakan populasi ikan ini yang akan diikuti oleh penurunan signifikan dalam waktu yang cepat," kata Noad.
Dia mengatakan jika populasi satwa ini akan kembali anjlok, maka pemodelan yang dilakukan memperkirakan hal itu akan terjadi dalam waktu dekat.
"Hal yang paling mungkin berdampak pada paus ini adalah mereka mulai kehabisan krill di Antartika... dan kami memperkirakan hal itu terjadi di suatu waktu antara tahun 2021 dan 2026," katanya.
"Di satu sisi mereka pulih dengan cepat, tetapi paus ini juga terancam oleh perubahan iklim dan dampaknya terhadap krill Antartika, sumber makanan utama mereka," sambung Noad.
'Seperti Menghitung Domba'
Data terbaru dikumpulkan pada tahun 2015 oleh para ilmuwan yang mengamati paus bungkuk Australia dari peron di Point Lookout di North Stradbroke Island, dari kota Brisbane.
Baca juga: Langka, Kelahiran Bayi Paus Bungkuk Terekam Kamera Drone
"Ini adalah tempat yang fantastis untuk memantau paus karena mereka sangat dekat dengan ujung daratan," kata Dr Noad.