Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kotoran Burung Bisa Halangi Perjalanan Roket Anyar Elon Musk ke Mars

Kompas.com - 21/02/2019, 13:07 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sejak akhir tahun lalu, Elon Musk sudah mulai memperkenalkan Starship, roket anyar yang diklaim lebih canggih, kuat, dan murah. Nantinya, Starship juga dipersiapkan untuk menggantikan semua roket SpaceX.

Namun dari semua keistimewaan yang ditawarkan Musk, para ahli mengkhawatirkan Starship bakal mengalami kabakaran saat mendarat di Mars atau pulang ke Bumi.

Terlebih, masalah besar itu diakibatkan oleh kotoran burung, debu, dan hal lainnya yang bertebaran di atmosfer.

Starship dirancang memiliki tinggi sekitar 55 meter dan rencananya akan resmi dirilis pada bulan Maret atau April. Nantinya Starship dapat memuat 100 penumpang dan lebih dari 100 ton kargo untuk diluncurkan sekaligus ke Mars.

Baca juga: Ini Alasan Elon Musk Pilih Stainless Steel untuk Roket Barunya

Seperti diberitakan sebelumnya, Musk juga pernah mengungkap menggunakan stainless steal sebagai bahan utama pembuatan Starship. Dia berkata, materi itu akan membuat pesawat ruang angkasa tetap dingin saat bergerak dengan kecepatan tinggi.

Namun ternyata beberapa ahli dirgantara justru meragukan idenya.

Alasan debu dan kotoran burung mengancam Starship

Untuk diketahui, pelindung atau perisai panas adalah keharusan mutlak bagi pesawat ruang angkasa.

Saat pesawat ruang angkasa pulang ke Bumi dari orbit, kecepatan rata-ratanya 30.600 kilometer per jam.

Itu sangat cepat sehingga membuat molekul di depan pesawat ruang angkasa berubah menjadi plasma super panas yang dapat membuat bahan paling tahan panas mengalami korosi (reaksi kimia yang merusak logam melalui reaksi dengan lingkungan), meleleh, atau menguap.

Musk berkata, moncong Starship mungkin terkena suhu sekitar 1.482 derajat Celsius.

Sebagian besar pesawat ruang angkasa termasuk kendaraan Crew Dragon dari SpaceX menggunakan perisai panas "ablatif" yang dirancang untuk membakar dan mengisolasi lambung pesawat selagi menembus atmosfer.

NASA menggunakan jenis teknologi ini untuk kapsul ruang angkasa Merkurius, Gemini, dan Apollo. Untuk melindungi dari panas, NASA menempelkan ribuan ubin keramik berat di bagian bawah kapal.

Namun untuk Starship pengecualian. Dalam wawancaranya dengan Popular Mechanics, Musk berkata Starship memiliki perisai panas yang dapat mendingin oleh transpirasi atau pelenyapan uap air.

Cara kerja sistem itu mirip kulit manusia, di mana keringat menyerap panas tubuh, menguap, dan akhirnya mendinginkan tubuh.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau