Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2018, Tahun Terpanas Peringkat Keempat di Bumi sejak 1850

Kompas.com - 27/01/2019, 19:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Sebuah analisis baru menunjukkan, meskipun Bumi sedikit lebih dingin pada 2018 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, namun tahun lalu masih tercatat sebagai tahun terhangat keempat.

Dengan penutupan sebagian kegiatan pemerintahan AS, perhitungan agen federal untuk suhu Bumi pada tahun lalu tertunda. Tetapi para ilmuwan independen di Berkeley Earth menghitung bahwa suhu rata-rata tahun lalu adalah 58,93 derajat (14,960 Celcius), kantor berita AFP melaporkan.

Suhu ini 1,39 derajat (0,770 celcius) lebih hangat dari rata-rata 1951 hingga 1980 dan sekitar 2,09 derajat (1,160 celcius) lebih hangat dari masa pra-industri.

Baca juga: Berkat Perubahan Iklim, Korea Selatan Bisa Produksi Pisang dan Mangga

Ilmuwan Iklim Berkeley Earth, Zeke Hausfather, mengatakan kemungkinan kelompok pengukur suhu lainnya akan menyetujui peringkat 2018 sebagai tahun keempat terpanas hingga November.

Badan Meteorologi Jepang juga telah menghitungnya sebagai urutan keempat. Catatan perhitungannya dimulai dari 1850.

"Hanya 2016, 2017 dan 2015 yang lebih hangat dari tahun lalu, dengan perbedaan yang sangat kecil. Sebagian besar terjadi karena variasi cuaca tahunan alami seperti El Nino dan La Nina," kata Hausfather.

Hausfather menambahkan, tidak akurat jika penurunan suhu pada tahun lalu dianggap sebagai tren pendinginan suhu Bumi.

"Jangka panjangnya sudah sangat jelas," katanya.

Michael Mann ilmuwan iklim dari Universitas Pennsylvania, yang tidak terlibat dalam penelitian Berkeley Earth mengatakan, fakta bahwa hampir setiap tahun masuk dalam lima atau 10 tahun terpanas adalah bukti nyata pemanasan yang disebabkan manusia di planet ini.

Baca juga: Sah, 2017 adalah Tahun Terpanas Tanpa El Nino

Tahun lalu, 29 negara termasuk sebagian besar Eropa Tengah dan Antartika telah mencatat bukti dari tahun-tahun terpanas, kata Hausfather. [er/ft]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com