Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Banyak Tetap Kurus? Ahli Kini Tahu Rahasianya

Kompas.com - 27/01/2019, 18:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Bisa makan banyak tanpa takut gemuk, mungkin jadi salah satu mimpi banyak orang. Kalau melihat seseorang dengan bakat tersebut, kita mungkin jadi penasaran apa rahasianya.

Lama menjadi misteri, kini para ahli Inggris mengumumkan telah menemukan rahasia di balik orang yang makan banyak tapi badannya tetap kurus.

Ini bukan karena ia memiliki lambung besar atau mengonsumsi sesuatu terlebih dahulu. Masalahnya adalah pada DNA yang mereka miliki.

Dalam laporan yanng terbit di jurnal PLOS Genetics, para ahli menyoroti beberapa varian genetik yang secara luas dikaitkan dengan obesitas parah dan tubuh langsing.

Baca juga: Kasus Titi Wati, Mungkinkah Jadi Obesitas karena Gorengan dan Air Es?

Hal itulah yang kemudian dapat menjelaskan mengapa beberapa orang sulit gemuk dibanding yang lain.

Singkatnya, para ahli yang terlibat dalam studi mengatakan bahwa obesitas merupakan sesuatu yang lebih kompleks, lebih dari obesitas itu karena terlalu banyak makan burger.

"Studi kami untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa orang kurus yang sehat tidak bisa gemuk karena ia memiliki sedikit gen yang berhubungan dengan peluang meningkatkan berat badan," kata pemimpin studi Profesor Sadaf Farooqi dalam sebuah pernyataan, dilansir IFL Science, Jumat (25/1/2019).

"Memang mudah menghakimi dan mengkritik berat badan seseorang. Tapi kalau ini dibahas di sains, segala sesuatunya jauh lebih kompleks. Kita memiliki sedikit kendali atas berat badan dibanding yang selama ini dipikirkan," imbuhnya.

Penelitian yang dipimpim Universitas Cambridge, Inggris, telah mengamati sekitar 14.000 DNA yang meliputi 1.622 orang kurus, 1.985 orang obesitas, dan 10.433 orang dnegan indeks massa tubuh rata-rata.

Setelah mengidentifikasi gen yang berhubungan dengan kerampingan, ahli kemudian menyusun skor risiko genetik untuk setiap orang.

"Sepeti yang diduga sebelumnya, kami menemukan bahwa orang gemuk memiliki skor risiko genetik lebih tinggi dibanding orang dengan berat badan normal, yang berkontribusi pada kelebihan berat badan," ujar rekan peneliti Dr Inês Barroso dari Wellcome Sanger Institute.

Masih belum jelas bagaimana varian genetik tersebut dapat menentukan kenaikan berat badan, walaupun beberapa studi lain mengatakan hal tersebut berkaitan dengan masalah metabolisme.

Obesitas adalah masalah yang dialami banyak negara. Lebih dari 93 juta orang, sekitar 40 persen dari populasi manusia di AS masuk kategori obesitas. Di Inggris, orang yang obesitas perbandingannya 1:4.

Baca juga: Kematian karena Obesitas Lebih Banyak DIalami Warga Miskin

Lewat studi ini para ahli berharap dapat membantu menemukan pemahaman tentang epidemi obesitas dan turut menyempurnakan strategi penurunan berat badan baru.

"Jika kita dapat menemukan gen yang mencegah kenaikan berat badan, kita mungkin dapat menargetkan gen itu untuk menjadi solusi penurunan berat badan baru," tutup Farooqi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau