KOMPAS.com — Sekelompok ahli dari Trinity College Dublin, Irlandia, berhasil menjelaskan mengapa obesitas bisa menyebabkan kanker.
Menurut mereka, lemak pada pengidap obesitas dapat menyumbat tipe sel khusus yang digunakan tubuh untuk melawan kanker. Akibatnya, sel yang melawan kanker tersebut tidak berfungsi dan membuat sel kanker berkembang bebas.
Cancer Research UK mengatakan, menjaga berat badan dan mengatur kebiasaan merokok adalah dua hal yang paling bisa mencegah munculnya kanker.
Dari 20 kasus kanker di Inggris, sedikitnya dua di antaranya disebabkan obesitas. Setiap tahunnya, Inggris mencatat 22.800 kasus kanker.
Baca juga: 25 Tahun Lagi, Obesitas Bisa Jadi Penyebab Terbesar Kanker pada Wanita
Sementara itu, data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2013 tercatat prevalensi penyakit kanker mencapai 0,14 persen atau 347.792 orang dari total populasi penduduk.
Para peneliti sebelumnya memperkirakan bahwa lemak mengirimkan sinyal pada tubuh yang bisa membahayakan sel sehat, termasuk memicu sel kanker dan membuatnya lebih cepat membelah diri.
Lewat studi terbaru yang terbit di jurnal Nature Immunology, peneliti dari Trinity menunjukkan bagaimana sel yang berfungsi melawan kanker tersumbat oleh lemak.
Mereka juga berharap, penemuan ini bisa mengarahkan pada penemuan obat-obatan dan perawatan lebih lanjut yang bisa mengembalikan fungsi "sel pembunuh alami" dalam tubuh.
"Senyawa yang bisa memblokir penyerapan lemak oleh sel pembunuh alami bisa membantu. Kami mencobanya di laboratorium dan sel bisa kembali berfungsi," kata Profesor Lydia Lynch.
"Namun, cara yang paling baik adalah dengan menurunkan berat badan, itu lebih sehat," tambah Lynch.
"Walaupun kita mengetahui obesitas meningkatkan risiko 13 tipe kanker, kita belum sepenuhnya paham mekanisme keterkaitan itu," imbuh Dr Leo Carlin dari Cancer Research UK Beatson Institute.
"Studi ini bisa memperlihatkan bagaimana molekul lemak mencegah sistem imun berfungsi sebagaimana mestinya dan membuka jalan baru untuk penelitian lebih lanjut," paparnya.
Baca juga: Orang Bertubuh Tinggi Lebih Berisiko Kena Kanker, Kok Bisa?
Carlin menambahkan, banyak riset fokus pada bagaimana tumor bertumbuh guna mencari target metabolik untuk menghentikannya.
"Riset terbaru ini menjadi pengingat bahwa kita juga harus mempertimbangkan metabolisme sel-sel kekebalan tubuh" ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.