Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Tak Sengaja Bikin Tikus Aneh, Punya Ekor Panjang dan Pendek

Kompas.com - 22/01/2019, 18:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Ada jutaan tikus yang digunakan untuk penelitian ilmiah setiap tahunnya, termasuk yang melibatkan manipulasi genetik.

Hal itu pulalah yang membuat sekelompok ilmuwan secara tidak sengaja menciptakan tikus dengan ekor panjang dan pendek.

Berdasar makalah yang terbit dalam jurnal Developmental Cell, gen yang dikenal sebagai LIN28B - memengaruhi karakteristik metabolisme dan ukuran tubuh - punya andil dalam eksperimen aneh itu.

Baca juga: Studi: Tikus dan Burung Dara Mungkin Menggantikan Spesies Ikonik

Foto perbandingan ekor tikus. Foto kiri merupakan tikus kontrol dan yang kanan adalah tikus dengan gen LIN28B berlebih. Foto perbandingan ekor tikus. Foto kiri merupakan tikus kontrol dan yang kanan adalah tikus dengan gen LIN28B berlebih.

"Jaringan yang mengatur bagaimana pola tubuh terbentuk seringkari dikooptasi untuk proses perkembangan lainnya," kata Moisés Mallo, seorang peneliti di Instituto Gulbenkian de Ciência di Lisbon, Portugal.

"Mempelajari jaringan ini dapat memberi informasi yang relevan untuk memahami proses perkembangan lainnya," imbuhnya seperti dilansir Newsweek, Kamis (17/1/2019).

Saat seorang timnya memodelkan tumor ginjan dengan mengendalikan ekspresi gen LIN28B, ekornya menjadi lebih panjang.

"Saat hewan itu diekspresikan dengan gen berlebihan, ekornya menjadi sangat panjang," ujar rekan studi yang lain Daisy Robinton dari Harvard.

"Kami mendapati ini sebagai suatu hasil tak terduga yang menyenangkan. Kami menyadari betapa pentingnya pekerjaan itu, karena tidak ada hasil seperti ini yang pernah dijelaskan di mana pun di dunia hewan," katanya.

Tim yang dipimpin Mallo kini tengah menyelidiki gen yang disebut GDF11, atau yang dikenal dapat memicu perkembangan ekor di embrio.

Mereka memperhatikan bahwa tikus dengan mutasi gen ini memiliki ekor lebih pendek dan lebih tebal dibanding tikur normal. Mereka juga menemukan, LIN28B punya peran penting dalam proses ini.

Pada dasarnya LIN28B mengatur bagaimana blok sel yang menjadi kulit, otot, tulang rawan, tendon, dan tulang belakang berkembang di embrio sehingga memengaruhi bentuk ekor.

"Implikasi penting lain dari studi ini adalah untuk memahami evolusi," kata Robinton.

Baca juga: Ahli: Tikus Sebabkan Kerusakan Terumbu Karang Dunia

Menurutnya, seleksi alam telah membuat tikus memiliki ekor yang panjangnya disesuaikan tekanan evolusi berbeda.

"Sampai saat ini hanya sedikit yang kita tahu tentang bagaimana panjang ekor dikendalikan dan bagaimana manipulasi genetik dapat memengaruhi morfogenesis (proses biologis yang menciptakan bentuk suatu organisme, red)," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau