KOMPAS.com - Menurut studi teranyar yang terbit di jurnal PLOS Biology, modifikasi lahan pertanian dan maraknya pembangunan kota mendukung spesies tertentu untuk merajai kawasan.
Para ilmuwan mengatakan, spesies yang dapat berkembang biak dengan cepat dan menggantikan hewan ikonik adalah tikus dan burung dara.
Hal tersebut terungkap setelah para ahli meneliti lebih dari 20.000 binatang dan tanaman di 80 negara berbeda.
Baca juga: Ahli: Tikus Sebabkan Kerusakan Terumbu Karang Dunia
Para ahli menemukan spesies yang hidup di wilayah luas cenderung meningkat di tempat manusia menggunakan lahannya.
Sementara fauna dan flora yang hidup di daerah kecil menjadi hilang.
"Kami perhatikan di seluruh dunia bahwa ketika manusia merekayasa habitat, spesies unik ini secara konsisten menghilang dan digantikan jenis yang ditemukan di banyak tempat seperti burung dara di perkotaan dan tikus di lahan pertanian," kata Dr Tim Newbold, peneliti University College London, Inggris.
Rekan penelitinya, Prof Andy Purvis dari the Natural History Museum, London, membandingkan perubahan keanekaragaman dengan apa yang terjadi di jalan-jalan besar Inggris.
"Sementara hewan kecil dan ikonik menghilang, jaringan (hewan) tertentu mendominasi," katanya.
"Ini yang membuat semua kota terlihat seragam dan semakin sulit mengetahui sebenarnya Anda ada di mana. Disamping itu, manusia memengaruhi alam. Ke mana pun mereka pergi dan di mana pun terdapat spesies khusus, mereka (spesies ikonik) harus berjuang agar bisa tetap hidup," sambung dia.
Baca juga: Beratnya Hanya 10 Gram, Burung ini Kuat Terbang Belasan Ribu Kilometer
Temuan ini penting bagi usaha konservasi. Tanaman dan binatang yang hanya hidup di daerah kecil sudah berisiko punah dibandingkan spesies yang dapat menyesuaikan diri dimanapun di dunia.
Padahal penelitian sebelumnya memperlihatkan binatang dan tanaman di lahan kecil juga memberikan peran penting dan tersendiri pada jaring kehidupan dan kemungkinan berperan penting dalam keamanan pangan kita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.